Manampuang, Tradisi Unik Pembagian Daging Hewan Kurban Tanpa Kupon di Agam

Wahyu Sikumbang
Warga Aro Kandikia berbaris di pinggir jalan menuju Surau Baru saat mengikuti tradisi Manampuang pembagian daging kurban, Sabtu (7/6/2025). Foto Wahyu Sikumbang.

AGAM, iNewsPadang.id — Ratusan warga Jorong Aro Kandikia, Nagari Gadut, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, masih mempertahankan tradisi unik pembagian daging kurban tanpa kupon yang dikenal dengan sebutan Manampuang. Tradisi ini dilaksanakan pada perayaan Idul Adha 1446 H, Sabtu (7/6/2025), di Surau Baru setempat.

Dalam tradisi Manampuang, warga dari berbagai kalangan baik laki-laki atau perempuan, tua maupun muda, berbaris di sepanjang jalan sekitar 100 meter dari surau sambil membawa wadah untuk menampung potongan daging kurban yang dibagikan oleh panitia secara bergiliran.

“Sudah ada sejak zaman nenek moyang. Kami waktu kecil dulu juga ikut Manampuang, sampai sekarang pun masih dilakukan,” ujar Arnita (56) dan Yun (54), warga setempat yang mengaku rutin mengikuti tradisi tersebut.

Ketua Panitia Kurban Surau Baru, A. Datuk Gadang (71), menyebutkan bahwa Manampuang merupakan tradisi yang terus dipertahankan oleh jamaah surau. “Jadi yang tidak kebagian kupon di tempat lain, boleh ikut Manampuang daging hewan kurban di sini,” ujarnya.

Tahun ini, panitia menyembelih lima ekor sapi, bertambah dua ekor dibanding tahun lalu. Sebanyak 35 orang jamaah dan warga setempat turut menjadi peserta kurban. Proses penyembelihan dimulai sejak pagi dan pembagian dilakukan menjelang waktu zuhur.

Menurut warga lainnya, Lastri (55), tradisi Manampuang tidak hanya sarat nilai kebersamaan, tapi juga membawa berkah. “Kalau Manampuang enaknya kalau banyak anak atau keluarga, banyak pula yang bisa ikut Manampuang, jadi banyak rezeki,” tuturnya.

Dulu, wadah yang digunakan untuk menampung daging berupa daun talas, daun pisang, hingga ember dan keranjang bambu. Kini, masyarakat mulai menggunakan kantong kresek dan keranjang anyaman, sebagaimana disampaikan oleh Elfa Novianti (40).

Sementara itu, warga juga mengaku telah menyiapkan aneka bumbu masakan di rumah masing-masing untuk mengolah daging kurban. “Daging ini rencananya untuk dibuat rendang, dendeng lambok, sup, dan sate juga enak,” kata Vebby (34), warga lainnya dengan antusias.

Tradisi Manampuang menjadi satu-satunya sistem pembagian daging kurban tanpa kupon di daerah Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Sementara tempat lain umumnya menerapkan sistem antrean berbasis kupon.

Dengan semangat kebersamaan dan warisan budaya yang terus dijaga, Manampuang tidak hanya menjadi bentuk syukur atas Idul Adha, tetapi juga mempererat tali silaturahmi di tengah masyarakat.


Ketua Panitia Kurban, A. Datuk Gadang, memberikan keterangan kepada wartawan disela-sela kesibukan membagi daging hewan kurban di Surau Baru, Sabtu (7/6/2025). Foto: Wahyu Sikumbang

Sementara, pemerintah kabupaten Agam mencatat, pemotongan hewan kurban pada Idul Adha kali ini mencapai 5.089 ekor yang tersebar di 92 nagari atau desa. Rinciannya, sapi sebanyak 5.007 ekor, kerbau satu ekor dan kambing 81 ekor. (*)

Editor : Wahyu Sikumbang

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network