Tiga Korban Kecelakaan Bus ALS Dirawat Intensif di RSUP M. Djamil Padang

Padang – Tiga korban luka akibat kecelakaan tragis bus Antar Lintas Sumatera (ALS) yang terjadi di Bukit Surungan, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang. Ketiganya merupakan pasien rujukan dari dua rumah sakit sebelumnya.

Dua pasien pertama, Ratna Lubis dan Siti Rahayu, dirujuk dari RS Yarsi Padang Panjang dan tiba di Instalasi Gawat Darurat RSUP M. Djamil pada Selasa (6/5) pukul 17.39 WIB dan 20.19 WIB. Kemudian, pada Rabu (7/5) pagi pukul 10.02 WIB, pihak rumah sakit kembali menerima satu korban lainnya bernama Ronal Jhonson Bigman, yang juga mengalami luka cukup serius dalam insiden tersebut.

Ketiga korban saat ini tengah dalam penanganan intensif oleh tim medis spesialis RSUP M. Djamil, dan kondisinya masih dipantau secara ketat.

Rizki Rasyid, Manajer Humas RSUP Dr. M. Djamil, membenarkan bahwa ketiga korban sedang menjalani pemeriksaan lanjutan dan terapi medis yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.

“Kami terus melakukan pemantauan terhadap kondisi pasien. Penanganan yang diberikan bersifat menyeluruh, baik dari segi medis maupun psikologis, karena para korban juga mengalami trauma akibat peristiwa yang sangat mengerikan itu,” ujarnya.

Sebelumnya, kecelakaan maut yang melibatkan bus ALS rute Medan–Bekasi terjadi pada Selasa pagi (6/5) di kawasan Bukit Surungan, Padang Panjang Barat. Bus diduga mengalami rem blong saat melaju di jalanan menurun dan akhirnya kehilangan kendali.

Tragedi ini mengakibatkan 12 penumpang meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara 23 penumpang lainnya mengalami luka-luka, dengan sebagian di antaranya dirujuk ke rumah sakit rujukan di Padang.

Hingga saat ini, penyelidikan terkait penyebab pasti kecelakaan masih dilakukan oleh pihak kepolisian dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Pihak ALS telah menyatakan permintaan maaf secara resmi dan berkomitmen menanggung seluruh biaya pengobatan serta pemulangan korban.

Editor : Budi Sunandar