Dari Limbah Jadi Gaya: Tas Kayu Unik Karya Pemuda Tanah Datar Ini Curi Perhatian

TANAH DATAR,iNewsPadang.id — Tas biasanya terbuat dari kain, kanvas, atau kulit. Namun di tangan kreatif Zulfikar , pemuda asal Nagari Paninjauan, Tanah Datar, Sumatera Barat, limbah kayu justru disulap menjadi tas-tas unik yang penuh gaya dan nilai seni.
Tas-tas berbahan dasar kayu ini tampil tak biasa. Serat alami kayu yang dipoles dengan cat vernis menjadikan tiap tas tampak otentik dan eksklusif. Menariknya, seluruh bahan yang digunakan merupakan limbah kayu bekas furnitur dan palet, seperti kayu jati Belanda dan sonokeling.
“Kami ingin menghadirkan produk yang unik, berbeda, dan ramah lingkungan. Bukan hanya fungsional, tapi juga punya cerita,” kata Zulfikar saat ditemui Kompas.com di workshop miliknya, Mato Kayu.
Dari Limbah Menjadi Tas Bernilai
Proses pembuatan tas kayu tidaklah instan. Dibutuhkan waktu sekitar satu hari untuk menyelesaikan satu produk, tergantung tingkat kerumitan desain. Setelah kayu dipotong dan dibentuk sesuai pola, permukaan kayu diamplas hingga halus, lalu dilapisi vernis agar seratnya menonjol.
Tas ini kemudian dikombinasikan dengan bahan pelengkap seperti kulit sintetis atau kulit kayu. Hasil akhirnya adalah tas berpenampilan mewah namun tetap ramah lingkungan.
“Banyak yang menyangka ini produk luar negeri. Padahal semua kami buat sendiri di sini, dari kayu-kayu bekas,” ujarnya.
Harga satu tas berkisar antara Rp300.000 hingga lebih, tergantung model dan tingkat kesulitan pembuatan.
Pemasaran Lewat Media Sosial
Saat ini, pemasaran produk Mato Kayu masih dilakukan secara daring melalui media sosial. Zulfikar rutin memposting proses pembuatan serta katalog produknya di Instagram dan Facebook.
Meskipun masih skala kecil, produk ini mulai dilirik pasar karena keunikannya. Tak sedikit pelanggan yang memesan secara khusus (custom), terutama untuk acara-acara tertentu atau sebagai hadiah.
“Paling banyak dicari biasanya model clutch dan sling bag dengan motif serat kayu yang mencolok,” tambah Zulfikar.
Lebih Otentik dari Produk Serupa
Tas berbahan kayu memang bukan hal baru di pasar kerajinan, namun sebagian besar produk yang beredar menggunakan kayu lapis atau veneer. Tas karya Zulfikar berbeda karena memakai kayu solid, diproses manual, dan menonjolkan motif serat alami tanpa cetakan.
Hal inilah yang membuat produk Mato Kayu lebih eksklusif dan personal. Ditambah lagi dengan sentuhan lokal khas Sumatera Barat, tas ini mampu bersaing dengan produk-produk sejenis di marketplace nasional.
Ingin Lihat Langsung? Datang Saja ke Workshop-nya
Bagi Anda yang penasaran atau ingin melihat langsung proses pembuatannya, bisa datang ke workshop Mato Kayu di Nagari Paninjauan, Tanah Datar. Di sana, pengunjung bisa melihat langsung proses produksi sekaligus membeli koleksi tas yang tersedia.
“Kami percaya setiap potongan kayu punya nilai. Kami hanya menambahkan sentuhan agar kayu itu punya cerita baru,” tutup Zulfikar.
Editor : Agung Sulistyo