get app
inews
Aa Text
Read Next : Tak Terduga! Sektor Keuangan Sumbar Stabil di Tengah Gejolak Ekonomi Global

Stadion Kanjuruhan Tetap Angker! Arema FC Ladeni Semen Padang Tanpa Gentar

Senin, 19 Mei 2025 | 14:00 WIB
header img
Semen Padang bertandang ke Stadion Kanjuruhan menghadapi Arema FC. Foto: Dok

MALANG, iNewsPadang.id - Kepastian lokasi laga terakhir Liga 1 musim 2024-2025 antara Arema FC dan Semen Padang akhirnya terjawab. Pertandingan pekan ke-34 tersebut dipastikan tetap bergulir di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.

Keputusan ini diambil setelah sebelumnya Arema FC menyatakan enggan bermain di luar kandang pasca insiden pelemparan batu ke bus tim Persik pada Minggu malam (11/5/2025).

Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) juga telah mengonfirmasi hal ini. Namun, laga kontra Semen Padang pada Minggu (25/5/2025) mendatang dipastikan akan berlangsung tanpa kehadiran penonton akibat sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

Jelang laga penutup ini, tensi sempat memanas dengan adanya psywar dari pemilik Semen Padang, Andre Rosiade. Ia secara terbuka menyampaikan keinginannya agar Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir hadir langsung di Stadion Kanjuruhan dan menugaskan wasit asing untuk memimpin pertandingan.

Permintaan ini didasarkan pada pengalaman kurang mengenakkan yang dialami Semen Padang saat berlaga di Stadion Kanjuruhan pada Piala Presiden 2017 silam.

Menanggapi pernyataan tersebut, General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, menekankan pentingnya menjaga sportivitas menjelang pertemuan kedua tim. Inal, sapaan akrabnya, mengajak semua pihak untuk menghindari pernyataan kontraproduktif dan menaruh kepercayaan pada profesionalisme kedua tim serta perangkat pertandingan. Ia juga mengingatkan jalannya laga semifinal Piala Presiden 2017 antara kedua tim yang berjalan sengit dengan menjunjung tinggi fair play dan sportivitas.

"Kami mengharapkan agar semua pihak, terutama para pimpinan klub, dapat bersikap bijaksana, sportif, dan menjunjung tinggi fair play," ujar Inal dalam keterangannya pada Senin pagi (19/5/2025).

Lebih lanjut, Inal merasa perlu meluruskan pernyataan Andre Rosiade dan meminta yang bersangkutan untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan tuduhan kepada klubnya. Ia mengajak semua pihak untuk fokus pada esensi sepak bola sebagai arena adu strategi dan profesionalisme.

"Waktu itu, Semen Padang memang unggul agregat gol setelah leg pertama. Namun, Arema FC dengan semangat tinggi dan dukungan suporter mampu bangkit dan menang 5-2 di Kanjuruhan. Kelolosan ke final Piala Presiden 2017 itu adalah murni hasil kerja keras, strategi, dan profesionalisme tim kita," tegas Inal.

Menurutnya, sepak bola seharusnya menjadi wadah untuk membangun persahabatan dan sportivitas, bukan untuk menebar kebencian dan kecurigaan. Ia pun berharap agar sepak bola Indonesia terus menjunjung tinggi martabat.

"Bukan upaya membangun politisasi sepak bola yang sarat tebar kebencian dan kecurigaan. Mohon ini dihindarkan. Percayalah, sepak bola kita sudah bermartabat," imbuhnya.

Menyikapi laga yang akan digelar tanpa penonton akibat sanksi Komdis PSSI, Yusrinal berharap semua pihak dapat menunjukkan sikap profesional dan menjaga kondusivitas.

"Kami mengimbau agar semua pihak, baik pemain, pelatih, ofisial, maupun suporter, dapat menghormati keputusan tersebut dan fokus pada pertandingan," terangnya.

Ia juga menegaskan komitmen Arema FC untuk menjunjung tinggi fair play dan menghormati setiap keputusan wasit. Yusrinal berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan pertandingan yang berkualitas dan sportif di Stadion Kanjuruhan.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut