Dari Solok Selatan untuk Indonesia: PLTP Muara Laboh Jadi Model Pembangunan Hijau dan Inklusif

Solok Selatan, iNews.id — Anggota DPD RI asal Sumatera Barat, Irman Gusman, menyatakan dukungannya terhadap pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh yang dikelola oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML). Menurutnya, proyek ini merupakan bagian penting dari agenda transisi energi bersih nasional sekaligus motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam kunjungannya ke fasilitas PLTP di Solok Selatan, Irman menegaskan bahwa proyek panas bumi ini adalah salah satu proyek strategis nasional, dengan nilai investasi mencapai US$900 juta atau sekitar Rp14,7 triliun. PLTP Unit 1 saat ini telah beroperasi dengan kapasitas 86 megawatt dan ditargetkan mampu melayani kebutuhan listrik hingga 760.000 rumah tangga.
“Ini bukan sekadar soal pembangkit listrik, tapi juga masa depan energi hijau yang lebih adil dan sejahtera untuk Sumbar,” ujar Irman dalam kunjungan kerja, Selasa (22/7/2025).
Selain menghasilkan listrik ramah lingkungan, PLTP Muara Laboh juga disebut mampu menurunkan emisi karbon hingga 900.000 ton CO₂ per tahun. Irman mendorong pemerintah daerah untuk lebih proaktif menjalin kemitraan dengan sektor swasta serta menciptakan ekosistem investasi yang sehat.
“Keberadaan Supreme Energy membuktikan bahwa berinvestasi di Sumbar itu aman dan menjanjikan. Jangan ragu-ragu, ini bisa jadi model bagi investor lain yang ingin masuk ke sektor energi terbarukan,” lanjutnya.
Dampak Langsung bagi Masyarakat
Tak hanya menyuplai energi bersih, SEML juga menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar melalui program CSR yang berfokus pada empat pilar: pendidikan dan kesehatan, pemberdayaan UMKM, perbaikan infrastruktur, dan penguatan hubungan sosial.
Founder & Chairman PT Supreme Energy, Supramu Santosa, menyampaikan bahwa keberadaan perusahaan di Solok Selatan harus sejalan dengan peningkatan taraf hidup masyarakat. Hal ini juga ditegaskan oleh Presiden Direktur dan CEO SEML, Nisriyanto, yang menyebut bahwa untuk persiapan pengoperasian Unit 2 pada 2027, pihaknya akan merekrut 1.500 tenaga kerja lokal.
“85 persen dari total tenaga kerja itu kami prioritaskan untuk masyarakat lokal. Proses rekrutmen juga dilakukan secara transparan melalui Satgas Rekrutmen yang melibatkan tokoh masyarakat,” ujarnya.
Kontribusi Besar untuk Pendapatan Daerah
Bupati Solok Selatan, Khairunas, menyebut keberadaan PLTP Muara Laboh memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Sejak beroperasi pada 2019, SEML telah menyumbang rata-rata Rp22,5 miliar per tahun dari Dana Bagi Hasil (DBH) dan Rp7 miliar dari bonus produksi.
“Dari total PAD kami yang masih di bawah Rp100 miliar per tahun, kontribusi Supreme Energy mencapai sekitar 9 persen. Ini angka yang besar dan sangat membantu pembangunan daerah, mulai dari infrastruktur hingga sektor pendidikan dan kesehatan,” jelasnya.
Ekspansi Menuju Masa Depan Energi Bersih
Saat ini, pengembangan Unit 2 telah masuk tahap konstruksi dan dijadwalkan beroperasi pada 2027. Sementara itu, Unit 3 ditargetkan menyusul pada 2034. Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) atau Power Purchase Agreement (PPA) untuk Unit 2 dan 3 telah ditandatangani bersama PLN pada Desember 2024 lalu, dengan total tambahan kapasitas sebesar 140 MW.
Dengan keberpihakan kebijakan, dukungan masyarakat, dan komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan, PLTP Muara Laboh dinilai akan menjadi proyek percontohan energi bersih berbasis kesejahteraan masyarakat.
“Proyek ini harus jadi inspirasi bagi daerah lain. Dengan keberpihakan pada lingkungan dan masyarakat, kita tidak hanya membangun energi yang bersih dan mandiri, tapi juga ekonomi yang adil,” tutup Irman.
Editor : Budi Sunandar