Festival Musik Tradisi Indonesia Resmi Dibuka Fadli Zon, Bukittinggi Dihipnotis Pitunang Ethnogroove

BUKITTINGGI, iNewsPadang.id — Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud RI), Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., secara resmi membuka Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) Pitunang Ethnogroove 2025 di Lapangan Stadion Ateh Ngarai, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Perhelatan akbar ini berlangsung selama tiga hari, dari 1 hingga 3 Agustus 2025, dengan panggung utama berada di lapangan terbuka Stadion Ateh Ngarai.
Menteri Fadli Zon dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan musik tradisi di tengah arus globalisasi yang semakin kencang.
"Ini adalah salah satu cara kita membangun kembali ekosistem musik tradisi yang mengalami banyak tantangan. Kita harap musik kita bisa kembali mendapat tempat di hati masyarakat," ujarnya di hadapan para pelaku seni dan tokoh kebudayaan.
FMTI 2025 di Bukittinggi merupakan penyelenggaraan kedua, setelah tahun sebelumnya digelar di Lampung Tengah. Tahun ini, festival ini mengusung tajuk “Pitunang Ethnogroove”—frasa yang menggabungkan kekayaan tradisi Minangkabau dengan semangat musikal kontemporer. “Pitunang” dalam bahasa Minang berarti daya pikat atau pesona, sedangkan “Ethnogroove” melambangkan sinergi antara nilai-nilai etnik dan irama kekinian.
Dalam rangkaian acara, Kementerian Kebudayaan menganugerahkan penghargaan “Anugerah Maestro” kepada tiga sosok yang dinilai berjasa dalam menghidupkan musik tradisional.
Mereka adalah Golou Tasirikeru sebagai Maestro Seni Mentawai, Mak Lenggang (M. Halim) sebagai Maestro Saluang, dan Amril Agam 'Gamad' sebagai Maestro Gamad Sumatera Barat. Ketiganya dinilai telah memberikan kontribusi besar dalam memperkuat ekosistem musik Indonesia.
Direktur Festival Pitunang Ethnogroove, Indra Arifin, menyebutkan bahwa acara ini menjadi ruang temu lintas generasi dan genre yang mengusung semangat pelestarian sekaligus inovasi.
“Kami ingin menjembatani semangat tradisi dengan bahasa musik yang dimengerti generasi muda hari ini,” ungkapnya.
FMTI 2025 menghadirkan penampilan musisi dan grup lintas daerah dan usia, seperti MJ Project dari Padang Panjang, Ragam Raso dari Agam, Silek Galombang dari Sumatera Barat, remaja Saandiko dari Bukittinggi, hingga Gandang Tambua massal yang melibatkan pemain dari Bukittinggi dan Agam.
Dari luar Sumatera Barat turut tampil Eta Margondang dan band-band lain seperti Jaguank, Ngartini Huang & Band (Medan), hingga artis Minang Ajo Buset.
Fadli Zon menegaskan, kementeriannya terus memfasilitasi kegiatan musik tradisi melalui berbagai skema, termasuk travel grant, dana Indonesiana, dan kurasi partisipasi dalam festival internasional. “Musik tradisi adalah soft power diplomasi Indonesia di panggung global,” pungkasnya.
Sementara, Wali Kota Bukittinggi H.M. Ramlan Nurmatias dan Wakil Wali Kota Ibnu Asis turut mendampingi Menteri Fadli Zon selama pembukaan berlangsung. Mereka menyambut antusias kehadiran FMTI sebagai bentuk revitalisasi budaya lokal dan dorongan pariwisata daerah.
Editor : Wahyu Sikumbang