get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir Rusak Lahan Pertanian, Bantuan Mengalir ke Jorong Uba dari Bukittinggi

Festival Tambua Tansa di Bukittinggi makin Bergengsi, 13 Grup SD Bersaing Rebut Piala Wali Kota

Selasa, 30 September 2025 | 16:14 WIB
header img
Peserta Festival Tambua ke-3 tampil penuh semangat di halaman SDN 09 Manggis Ganting, Bukittinggi, Selasa (30/9/2025). Foto: Wahyu Sikumbang

BUKITTINGGI, iNEWSPadang.ID — Suasana meriah terasa di halaman SD Negeri 09 Manggis Ganting, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Selasa (30/9/2025), ketika Festival Tambua tingkat Sekolah Dasar kembali digelar. Festival yang sudah memasuki tahun ketiga ini berhasil menarik antusiasme lebih besar dari sebelumnya.

Jika pada tahun pertama hanya delapan grup yang tampil, kali ini jumlah peserta meningkat menjadi 13 kelompok seni dari berbagai SD di Bukittinggi. Festival ini bukan sekadar lomba musik tradisi, melainkan wadah bagi generasi muda untuk mencintai budaya Minangkabau sejak dini.

Tambua Tansa, yang mengandalkan tabuhan perkusi khas gandang tambua dan tansa, memang lekat dengan berbagai acara adat dan pesta rakyat di Sumatera Barat. Tradisi ini kini coba diperkenalkan kembali ke kalangan anak sekolah agar tidak terkikis oleh zaman.

Wali Kota Bukittinggi melalui Staf Ahli, Drs. H. Johnni Dt. Malintang, menegaskan dukungan penuh pemerintah daerah. “Alhamdulillah, Festival Tambua yang ketiga ini pesertanya meningkat. Dari delapan grup, sebelas, dan sekarang ada 13 grup. Istimewanya, sekarang ada piala bergilir Wali Kota. Ini bukan sekadar seni, tapi budaya kita yang harus diwariskan kepada generasi muda,” ujarnya.


Staf Ahli Pemko Bukittinggi, Drs. H. Johnni Dt. Malintang, didampingi Kepsek Januardi dan Camat Mandiangin Koto Selayan, Syukri Naldi jelang penyerahan piala bergilir Wali Kota kepada pemenang Festival, Selasa (30/9). Foto: Wahyu Sikumbang

Kepala SDN 09 Manggis Ganting, Januardi, selaku tuan rumah, menyampaikan festival tahun ini masih difokuskan untuk tingkat SD.

“Tujuan kita yang utama adalah melestarikan budaya Minang, memperkenalkannya kepada anak-anak. Di sini mereka belajar sportivitas dan kerja sama, karena tanpa itu permainan tidak akan maksimal. Harapan ke depan, jika mendapat dukungan lebih besar, festival bisa diperluas hingga tingkat SMP dan digelar di Taman Jam Gadang,” jelasnya.

Ajang ini semakin kompetitif berkat kehadiran pelatih dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, yang membuat variasi permainan semakin kaya.

Salah satu juri, Budi, menegaskan bahwa penilaian didasarkan pada keaslian tradisi, durasi permainan, dan disiplin. “Yang paling utama adalah tetap membawakan tradisi, seperti lagu Atam Maninjau atau Atam Pariaman. Durasi juga dibatasi 10–15 menit. Kalau kurang atau lebih, peserta bisa didiskualifikasi,” ungkapnya.


Lebih dari sekadar lomba, penilaian juri dari ISI Padang Panjang memastikan generasi muda tidak kehilangan jejak warisan budaya leluhur. Foto: Wahyu Sikumbang

Dengan dukungan masyarakat, sekolah, dan pemerintah, Festival Tambua Tansa tidak hanya menjadi panggung kreasi anak-anak, tetapi juga simbol kebanggaan atas warisan budaya Minangkabau.

Kegembiraan yang terpancar dari wajah para peserta seakan menegaskan bahwa tradisi ini masih hidup dan akan terus bergema di tengah generasi muda Bukittinggi.

Editor : Wahyu Sikumbang

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut