Ekonomi Sumbar Tumbuh Positif, OJK: Sektor Keuangan Stabil dengan Aset Perbankan Rp83,82 T
PADANG, iNEWSPadang.ID — Performa sektor jasa keuangan (SJK) di Sumatera Barat menunjukkan stabilitas yang kuat sepanjang Triwulan III-2025, menjadi pondasi penting bagi dinamika pertumbuhan ekonomi regional. Indikasi positif ini sejalan dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Triwulan III-2025 secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 3,36 persen.
Di sektor Perbankan, total aset per September 2025 mencapai Rp83,82 triliun, mencatat pertumbuhan 0,50 persen (yoy). Kinerja penyaluran kredit juga terpantau positif dengan total pembiayaan mencapai Rp73,22 triliun, naik 0,37 persen (yoy). Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh signifikan sebesar 3,32 persen (yoy), mencapai Rp58,49 triliun. Meskipun demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya sedikit peningkatan risiko kredit, di mana rasio Non-Performing Loan (NPL) berada pada level 2,72 persen, naik dari posisi tahun sebelumnya 2,35 persen.
Adapun penyaluran kredit untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai Rp31,32 triliun per September 2025 , meskipun angka ini terkontraksi 1,15 persen (yoy) dan porsinya mencapai 42,77 persen dari total kredit. OJK memastikan bahwa meskipun ada sedikit peningkatan risiko, secara keseluruhan, kondisi perbankan tetap sehat.
Kepala OJK Provinsi Sumatera Barat, Roni Nazra, menyatakan bahwa stabilitas ini perlu terus dijaga. “Sektor jasa keuangan di Sumbar tetap kuat dan kami memproyeksikan prospek pembangunan daerah yang positif. Kami terus mendorong pemahaman masyarakat. Untuk itu, Kantor OJK Provinsi Sumatera Barat telah menyelenggarakan 45 kegiatan edukasi secara langsung kepada masyarakat umum, UMKM, dan pelajar/mahasiswa hingga September 2025,” jelas Roni, Selasa (18/11/2025).

Sektor Perbankan Syariah turut menjadi motor pertumbuhan dengan total aset per September 2025 mencapai Rp13,91 triliun, melonjak 16,10 persen (yoy). Total pembiayaan yang disalurkan juga tumbuh 16,09 persen (yoy) atau sebesar Rp11,68 triliun , dengan risiko pembiayaan Non-Performing Financing (NPF) terjaga di level 1,62 persen.
Pertumbuhan baik juga ditunjukkan oleh Bank Perekonomian Rakyat (BPR) baik konvensional maupun syariah, dengan total aset tumbuh 10,13 persen (yoy) menjadi Rp2,93 triliun , dan kredit/pembiayaan UMKM mencakup 71,19 persen dari total penyaluran.
Di ranah Pasar Modal, minat investasi masyarakat Sumatera Barat terus meningkat signifikan. Data per Agustus 2025 mencatat total Single Investor Identification (SID) berjumlah 238.330 investor, mengalami pertumbuhan fantastis sebesar 27,41 persen (yoy). Mayoritas peningkatan terjadi pada investor Reksa Dana dengan 225.817 SID (tumbuh 27,32 persen yoy) dan Saham dengan 108.470 SID (tumbuh 25,70 persen yoy).
Sementara itu, di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), perusahaan pembiayaan telah menyalurkan total Rp5,57 triliun per September 2025 (tumbuh 2,69 persen yoy) , dengan risiko NPF tercatat turun menjadi 1,94 persen.
Sektor Fintech Lending juga mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar Rp1,46 triliun per Agustus 2025, tumbuh 56,97 persen (yoy). OJK mencatat hingga Agustus 2025, terdapat 408.167 borrower aktif di Sumatera Barat.

Dalam hal perlindungan konsumen, OJK mencatat sebanyak 410 pengaduan masuk melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) dengan domisili Sumatera Barat hingga September 2025. Pengaduan terbanyak terkait perilaku petugas penagihan, fraud eksternal, restrukturisasi kredit, dan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
Editor : Wahyu Sikumbang