Ratna dan Sepatu Rajutnya: Ketekunan Menyulam Peluang Ekonomi Kreatif

PAYAKUMBUH.iNewsPadang.id - Siapa bilang sepatu harus selalu terbuat dari kulit, kanvas, atau parasut? Di tangan Ratna, seorang perajin asal Payakumbuh, benang rajut yang selama ini akrab untuk membuat taplak meja atau tas, justru disulap menjadi sepatu unik nan kekinian.
Dari sebuah galeri kecil di Jalan Tan Malaka, Payakumbuh, Ratna menampilkan deretan sepatu yang tak biasa. Alih-alih berbahan dasar konvensional, karyanya terbuat sepenuhnya dari benang rajut berwarna-warni yang dirangkai dengan teknik dan cita rasa estetika tinggi.
“Awalnya saya cuma suka merajut dan bikin tas atau dompet. Tapi beberapa tahun belakangan, saya coba bikin sepatu rajut. Ternyata banyak yang suka,” ungkap Ratna, sambil memperlihatkan koleksi terbarunya yang dipajang rapi di etalase galeri.
Sepatu-sepatu buatannya tampil dalam berbagai model, dari sneakers pendek hingga sepatu boot. Meski berbahan benang, hasil akhir dari kreasinya tetap kuat, ringan, dan nyaman dipakai sehari-hari. Desainnya sederhana namun tetap modis, cocok dipakai dalam berbagai suasana.
“Waktu pertama kali buat sepatu rajut, saya belajar otodidak dari YouTube. Coba-coba sendiri. Eh, ternyata banyak peminat. Sekarang sudah bisa pesan custom juga, sesuai warna dan model yang diinginkan,” tambahnya.
Harga sepatu rajut buatan Ratna dibanderol mulai dari Rp200 ribu hingga Rp500 ribu, tergantung pada model dan tingkat kesulitan pembuatannya. Selain sepatu, Ratna juga memproduksi berbagai kerajinan berbasis rajutan seperti sandal, tas, taplak, pajangan, dan dompet.
Aspon Dedi, salah satu pembeli yang berkunjung ke galerinya, mengaku tertarik sejak pertama kali melihat produk tersebut. “Sepatunya unik, ringan, dan nyaman. Harganya juga terjangkau. Cocok banget dijadikan oleh-oleh khas Payakumbuh,” ujarnya.
Perpaduan warna-warna benang yang digunakan Ratna menjadikan tiap pasang sepatu tak hanya menarik secara visual, tapi juga memberikan sentuhan modern tanpa kehilangan unsur tradisional. Sepatu rajut buatannya kini telah menjadi salah satu cendera mata khas daerah yang banyak diburu wisatawan, khususnya para perantau yang mudik ke kampung halaman.
Dengan terus mengembangkan teknik dan desain, Ratna berharap suatu saat bisa membawa produknya menembus pasar internasional. “Mimpi saya, sepatu rajut dari Payakumbuh bisa dikenal di luar negeri. Karena saya yakin, kreativitas kita bisa bersaing,” katanya mantap.
Kisah Ratna membuktikan bahwa inovasi bisa datang dari benang-benang sederhana yang dirajut dengan ketekunan dan cinta. Di tengah industri sepatu yang kompetitif, sepatu rajut dari Payakumbuh menawarkan sesuatu yang berbeda, sebuah keunikan lokal yang menyulam peluang global.
Editor : Agung Sulistyo