Tak Punya Biaya, Tapi Lolos ITB! Kisah Devit yang Diantar Warga Satu Kampung ke Bandung

AGAM, iNewsPadang.id — Bukan mobil mewah atau koneksi orang dalam, tapi semangat dan gotong royong jadi kunci keberhasilan Devit Febriansyah (18) meraih kursi di InstitutTeknologiBandung (ITB).
Anak sulung dari empat bersaudara ini berhasil masuk ITB melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan mengundang perhatian nasional.
Ia akan melanjutkan studi di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB), jurusan bergengsi yang sebanding dengan kualitas lulusan terbaik di negeri ini. Namun, di balik prestasinya tersimpan kisah perjuangan luar biasa.
“Devit ingin sekali kuliah di ITB sejak awal SMA. Karena itu saya selalu bilang, kalau mau, ya harus giat belajar,” ujar sang ayah, Doni Afrizal, saat ditemui di rumahnya di lereng Gunung Singgalang, Kecamatan Malalak, Rabu (11/6/2025).
Keluarga Devit hidup dari penghasilan harian sebagai buruh angkut kulit manis. Saat biaya keberangkatan menjadi penghalang, warga kampung tidak tinggal diam. Mereka urunan demi masa depan Devit.
“Melalui IKM (Ikatan Keluarga Malalak), kami galang donasi. Alhamdulillah terkumpul cukup untuk biaya awal Devit,” kata salah satu tokoh masyarakat.
Dosen dan perwakilan dari ITB turut hadir saat kunjungan ke rumah Devit pada Sabtu (7/6/2025) sebelumnya, termasuk dari Paragon Corp yang memberikan apresiasi.
"Ini bukan hanya tentang satu siswa, tapi tentang bagaimana pendidikan bisa mengangkat masa depan siapa pun," ujar Zahra Shofia Hanin, perwakilan Paragon Corp. (*)
Editor : Wahyu Sikumbang