DIY Diguncang 5 Kali Gempa dalam Sejam Pagi Ini, BMKG: Berpusat di Barat Laut Gunungkidul

DIY, iNews.id — Serangkaian gempa bumi mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Kamis pagi, (17/7).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa sejak pukul 06.54 hingga 07.49 WIB, terjadi lima kali aktivitas seismik berturut-turut dengan kekuatan gempa yang bervariasi antara magnitudo 1.4 hingga 3.0.
Lokasi gempa terpantau berpusat di sekitar wilayah barat laut Gunungkidul dan tenggara Bantul, dengan kedalaman bervariasi antara 5 hingga 15 kilometer.
Gempa pertama tercatat pada pukul 06.54 WIB dengan magnitudo 2.8 di kedalaman 5 km. Disusul gempa kedua pukul 07.02 WIB dengan magnitudo 3.0 dan kedalaman 10 km.
Getaran berikutnya terjadi pukul 07.12 WIB bermagnitudo 2.0 pada kedalaman 10 km. Selanjutnya, pukul 07.36 WIB kembali terjadi gempa dengan kekuatan 1.8 pada kedalaman 14 km.
Terakhir, pukul 07.49 WIB terjadi gempa kelima dengan magnitudo 1.4 dan kedalaman 15 km.
Meskipun kekuatan gempa relatif kecil dan belum dilaporkan menimbulkan kerusakan, kejadian beruntun ini sempat menimbulkan kekhawatiran warga, terutama mereka yang tinggal di kawasan pesisir selatan Yogyakarta.
Vio Santy, salah seorang warga Bantul yang merasakan gempa sempat menanyakan apakah ada warga lain yang merasakan getaran gempa.
"Ada yang merasakan, kah," tanya Vio disertai informasi gempa yang dirilis BMKG Kamis pagi.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta, dalam keterangannya menyebutkan bahwa rangkaian gempa ini kemungkinan merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal di wilayah selatan DIY.
“Sejauh ini belum ada laporan kerusakan atau korban. Namun kami imbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti informasi resmi dari BMKG,” ujarnya.
Hingga saat ini, BMKG terus memantau perkembangan aktivitas seismik di wilayah tersebut dan menekankan pentingnya kesiapsiagaan warga mengingat wilayah DIY termasuk zona rawan gempa.
Aktivitas gempa yang terjadi dalam rentang waktu sangat dekat ini juga menjadi perhatian khusus para peneliti kegempaan.
Peristiwa ini kembali mengingatkan pentingnya edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat di daerah rawan, termasuk tata cara evakuasi dan persiapan logistik darurat. (*)
Editor : Wahyu Sikumbang