Gunung Marapi Masih Alami Inflasi, PVMBG Peringatkan Potensi Erupsi Susulan

BUKITTINGGI, iNewsPadang.id — Meskipun letusan yang terjadi pada Rabu pagi, 23 Juli 2025 pukul 07:23 WIB dinilai sebagai pelepasan tekanan fluida dari tubuh Gunung Marapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan bahwa ancaman erupsi susulan masih sangat mungkin terjadi.
Dalam laporan khususnya, Badan Geologi menegaskan bahwa tubuh gunungapi Marapi hingga kini masih mengalami inflasi, menandakan kondisi internal yang belum stabil dan rentan terhadap aktivitas vulkanik berikutnya.
Erupsi yang terjadi pagi itu menghasilkan kolom abu setinggi 1.600 meter dari puncak, dengan warna putih hingga kelabu berintensitas tebal dan arah sebaran condong ke tenggara.
Letusan terekam dengan amplitudo maksimum 30,5 mm dan durasi gempa vulkanik selama 1 menit 18 detik.
Meski dinilai tidak sebesar letusan besar Desember 2023, PVMBG menyebut tekanan internal yang membentuk akumulasi gas dan fluida masih aktif di dalam tubuh gunung.
“Data pemantauan menunjukkan masih terjadi inflasi di tubuh Gunung Marapi. Hal ini membuat medium di dalam gunung tidak stabil dan tetap rentan terhadap letusan, walaupun tidak seintens Desember 2023,” ungkap Kepala Badan Geologi, Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc., dalam laporan resmi bernomor 056/GL.03/BGL/2025.
Gunung Marapi yang berada di wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, tercatat sudah mengalami serangkaian erupsi sejak 3 Desember 2023.
Aktivitasnya berlangsung tidak terus-menerus namun menunjukkan pola fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Meski demikian, PVMBG tetap menetapkan status Gunung Marapi pada Level II (Waspada) sejak 1 Desember 2024 hingga saat ini.
Berdasarkan kondisi terakhir, PVMBG kembali menegaskan rekomendasinya kepada masyarakat, pendaki, maupun wisatawan agar tidak memasuki wilayah dengan radius tiga kilometer dari Kawah Verbeek sebagai pusat aktivitas gunung.
Masyarakat juga diminta waspada terhadap potensi bahaya sekunder seperti hujan abu dan lahar dingin, khususnya saat musim hujan.
Badan Geologi menyarankan masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan terbaru aktivitas Marapi melalui kanal resmi seperti situs [https://geologi.esdm.go.id](https://geologi.esdm.go.id), [https://magma.esdm.go.id](https://magma.esdm.go.id), aplikasi Magma Indonesia, serta media sosial Badan Geologi.
Kondisi inflasi yang terus terpantau ini menjadi indikator penting bahwa ancaman erupsi belum selesai.
PVMBG menyebut kewaspadaan tetap menjadi prioritas utama untuk mengurangi risiko bencana yang lebih besar bagi warga di sekitar lereng Gunung Marapi.
Editor : Wahyu Sikumbang