get app
inews
Aa Text
Read Next : Buruh Harian di Agam Simpan 7,74 Gram Sabu, Terungkap Lewat Operasi Intel Kodim

Dialog Kebangsaan Bukittinggi: Wamen ESDM & Putri Bung Hatta Ajak Pemuda Bangkit

Rabu, 13 Agustus 2025 | 09:01 WIB
header img
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menggagas Dialog Perjuangan dan Kebangsaan di Museum Tridaya Eka Dharma, Bukittinggi, yang dihadiri tokoh nasional dan daerah. Foto: Istimewa

BUKITTINGGI, iNewsPadang.id — Suasana penuh semangat kebangsaan mengiringi pelaksanaan Dialog Perjuangan dan Kebangsaan di Museum Tridaya Eka Dharma, Bukittinggi, dalam rangka memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan yang digagas Flipper’s Organization ini bertujuan memperkuat nilai persatuan dan menghidupkan kembali semangat perjuangan di tengah tantangan zaman.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, selaku penggagas acara, menegaskan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki karakter pejuang yang telah memberi kontribusi besar bagi bangsa.

“Karakter masyarakat Sumatera Barat adalah pejuang, berjuang sesuai kemampuan dan kondisi wilayah masing-masing, serta berkontribusi dalam perjuangan bangsa,” ujarnya.


Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung berbicara dalam Dialog Perjuangan dan Kebangsaan di Museum Tridaya Eka Dharma, Bukittinggi. Foto: Istimewa

Sejumlah tokoh nasional turut hadir sebagai narasumber, di antaranya Prof. Dr. Meutia Farida Hatta—putri Proklamator Mohammad Hatta, Komjen Pol (Purn) Boy Rafli Amar Dt. Bagindo Basa, budayawan Hasril Chaniago, serta Arief Malin Mudo.

Dalam diskusi, Boy Rafli Amar mengingatkan bahwa kemerdekaan bukan hanya terbebas dari penjajahan fisik, tetapi juga perjuangan melawan kebodohan dan kemiskinan. “Kemerdekaan adalah dua sisi mata uang, yaitu tujuan dan daya juang bangsa,” tegasnya.

Meutia Hatta mengajak generasi muda untuk mencintai tanah air melalui pemahaman sejarah. “Mari kita mengenalkan kembali perjuangan Indonesia agar cinta tanah air tumbuh,” katanya.

Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, yang juga hadir, menekankan peran penting kota itu dalam sejarah bangsa, khususnya saat menjadi ibu kota negara pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) tahun 1948–1949.

Editor : Wahyu Sikumbang

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut