get app
inews
Aa Text
Read Next : Wisata dan Ekonomi Bukittinggi Dilirik Tiongkok, Kunjungan Konjen Jadi Langkah Awal

Angka Stunting Turun Jadi 16,8%, Wawako Bukittinggi Dorong Aksi Konvergensi Berkelanjutan

Selasa, 21 Oktober 2025 | 21:16 WIB
header img
Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, berfoto bersama peserta Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) usai pembukaan kegiatan di Aula Balai Kota Bukittinggi, Selasa (21/10/2025). Foto: Diskominfo Bukittinggi

BUKITTINGGI, iNEWSPadang.ID — Pemerintah Kota Bukittinggi kembali menegaskan komitmennya dalam percepatan penurunan angka stunting. Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, saat membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Aula Balai Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Selasa (21/10/2025).

Dalam sambutannya, Ibnu Asis menekankan bahwa persoalan stunting bukan hanya urusan kesehatan, tetapi isu multidimensi yang berpengaruh langsung terhadap kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan bangsa. Karena itu, menurutnya, penanganan stunting perlu dilakukan secara terpadu melalui kolaborasi lintas sektor.

“Pendekatan aksi konvergensi menekankan pentingnya keterpaduan program antarinstansi agar upaya pencegahan dan penurunan stunting dapat berjalan efektif dan berkelanjutan,” ujar Ibnu Asis.

Ia menjelaskan, pemerintah pusat telah menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14,4 persen pada tahun 2029, dan mencapai 5 persen pada tahun 2045 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.


Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Aula Balai Kota Bukittinggi, Selasa (21/10/2025). Foto: Istimewa

Di tingkat lokal, angka stunting di Bukittinggi menunjukkan tren positif, di mana pada tahun 2024 telah turun menjadi 16,8 persen atau menurun 3,3 poin dibanding tahun sebelumnya.

Untuk mendukung pencapaian target nasional tersebut, Pemko Bukittinggi terus memperkuat kelembagaan TPPS, meningkatkan kapasitas kader Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga (TPK), serta menjalankan program berbasis masyarakat seperti Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Program Genting, kata Ibnu Asis, menjadi salah satu bentuk nyata keterlibatan masyarakat dalam membantu keluarga berisiko stunting.

“Pencegahan dan penurunan stunting adalah investasi jangka panjang untuk menyiapkan generasi unggul, sehat, dan produktif di masa depan. Karena itu, koordinasi dan integrasi lintas sektor harus terus diperkuat,” tegasnya.

Editor : Wahyu Sikumbang

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut