WONOGIRI, iNews.id – Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani mempunyai kedekatan khusus dengan Jawa Tengah.
Di hadapan pengurus dan kader PDI Perjuangan Wonogiri, Puan menyebut Jawa Tengah adalah bagian dari keluarganya.
“Jawa Tengah itu harus saya rawat. Saya merasa Jawa Tengah bagian dari keluarga saya. Jawa Tengah itu sudah merupakan rumah saya,” kata Puan, Selasa (26/04)
Puan bercerita, banyak tantangan yang dihadapi dalam merawat Jawa Tengah sebagai kandang PDI-P. Puan mencatat saat ini ada 21 kepala daerah dari 35 Kab/Kota di Jawa Tengah yang berasal dari PDI-P.
“Merawat Jawa Tengah sampai kayak gini ga gampang. Dua puluh satu kepala daerah, pimpinan DPRD, bukan suatu hal yang mudah. Ini harus ditata, harus dirawat. Harus terus turun ke lapangan, kita gotong royong. Bukan cuma perintah-perintah tok,” kata Puan.
“Saya merasa saya punya kewajiban di Jawa Tengah. Waktu saya udah nggak jadi anggota DPR, saya jadi Menko (Menko PMK 2014-2019, red), saya datang terus ke dapil saya, dan tentunya juga daerah lain. Saya bersinergi dengan yang lain merumuskan program-program untuk Jawa Tengah,” sambung Puan.
Tak heran jika Puan menganggap Jawa Tengah sebagai bagian dari rumahnya. Karir politik Puan dimulai dari provinsi ini. Puan tercatat secara resmi aktif di PDI-P tahun 2007. Namun sebelum benar-benar bergabung dengan PDI-P, Puan sebenarnya sudah berkegiatan dalam agenda-agenda politik PDI-P meskipun berada di luar struktur. Misalnya, Puan aktif di Mega Center yang menangani pemenangan pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi dalam Pemilu Presiden 2004.
Pada 2008, aktivitas turun langsung ke lapangan, terutama di Jawa Tengah, semakin rutin dilakukan Puan. Di Pileg 2009-2014, Puan terpilih menjadi anggota DPR di daerah pemilihan Jawa Tengah V yang meliputi Kabupaten Sukoharjo, Kota Solo, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten. Setelah tak lagi memegang amanah menjadi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan kembali menjadi anggota DPR 2019-2024 dari Dapil V Jawa Tengah.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta