Dari Fort de Kock ke Kota Perjuangan: Bukittinggi Rayakan 241 Tahun Perjalanan

Wahyu Sikumbang
Rapat paripurna DPRD Kota Bukittinggi dalam rangka Hari Jadi Kota ke-241 di Balai Sidang Bung Hatta, dihadiri pimpinan daerah, tokoh masyarakat, dan perwakilan pemerintah provinsi. Foto: Istimewa

BUKITTINGGI, iNEWSPadang.ID Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bukittinggi menggelar rapat paripurna dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota (HJK) Bukittinggi ke-241 di Balai Sidang Bung Hatta, Senin, 22 Desember 2025. Paripurna ini menjadi ruang refleksi atas perjalanan panjang kota sekaligus evaluasi arah pembangunan ke depan dengan menegaskan identitas Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan.

Ketua DPRD Bukittinggi, Syaiful Efendi, menyampaikan bahwa peringatan hari jadi bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk melakukan koreksi, introspeksi, dan evaluasi terhadap berbagai aspek pembangunan serta tata kelola kehidupan kota. Ia menekankan bahwa capaian Bukittinggi hari ini merupakan hasil kerja bersama yang tidak terlepas dari sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, dan dukungan masyarakat. “Dirgahayu Kota Bukittinggi ke-241, semoga ke depan lahir inovasi-inovasi baru sehingga cita-cita mewujudkan masyarakat Bukittinggi yang gemilang, berkeadilan, dan berbudaya dapat tercapai,” ujarnya.

Dalam rapat tersebut, Wakil Ketua DPRD Bukittinggi, Zulhamdi Nova Chandra, membacakan kronologis penetapan Hari Jadi Kota Bukittinggi yang diperingati setiap 22 Desember. Penetapan ini didasarkan pada kajian historis yang melibatkan tokoh masyarakat dan ahli sejarah melalui seminar khusus. Dari hasil kajian itu, disepakati bahwa Hari Jadi Kota Bukittinggi ditetapkan pada 22 Desember 1784, sebagaimana tertuang dalam keputusan DPRD dan diperkuat dengan surat keputusan wali kota pada tahun 1988, dengan landasan nilai integratif, inspiratif, aspiratif, patriotisme, dan nasionalisme.

Tokoh masyarakat, Inyiak Rudi Gunawan Syarfi, DT. Rajo Endah, menegaskan bahwa Bukittinggi memiliki posisi penting dalam sejarah perjuangan bangsa, mulai dari wilayah strategis ekonomi hingga pusat lahirnya tokoh-tokoh nasional. Menurutnya, sejarah kebangsaan yang tumbuh dari masyarakat Kurai dan jorong menjadi modal sosial yang kuat untuk membangun masa depan kota. Ia mengajak seluruh elemen untuk mendukung penguatan Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan dengan tetap menjaga keharmonisan adat dan pemerintahan berlandaskan adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.


Para Bundo Kanduang menghadiri rapat paripurna Hari Jadi Kota Bukittinggi ke-241 di Balai Sidang Bung Hatta, sebagai simbol peran perempuan adat dalam menjaga nilai budaya dan jati diri kota. Foto: Istimewa

Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, dalam sambutannya memaparkan bahwa kota ini memiliki sejarah panjang dan berlapis sejak musyawarah niniak mamak pada 22 Desember 1784 yang menyepakati perubahan nama Bukik Kubangan Kabau menjadi Bukik Nan Tatinggi, hingga berkembang menjadi Bukittinggi. Ia menyinggung peran strategis Bukittinggi pada masa kolonial, pendudukan Jepang, hingga era kemerdekaan, termasuk perannya sebagai penyambung nyawa Republik Indonesia melalui Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada 1948. “Dengan rekam jejak sejarah itu, Bukittinggi layak disebut sebagai Kota Perjuangan dan terus menjaga nilai sejarah, sekaligus bersiap menyongsong satu abad Jam Gadang pada 2026,” katanya.

Ramlan juga menjelaskan arah pembangunan ke depan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2025–2029 dengan visi Bukittinggi Gemilang, Berkeadilan, dan Berbudaya. Visi tersebut dijabarkan melalui berbagai program unggulan di bidang pendidikan, kesehatan, pariwisata, ekonomi kreatif, hingga tata kelola pemerintahan. Sepanjang 2025, Bukittinggi menjadi tuan rumah sejumlah agenda besar berskala regional dan provinsi, serta melaksanakan berbagai pembangunan pelayanan publik, termasuk pengembangan kawasan prioritas melalui Integrated City Planning sebagai bagian dari National Urban Development Project.

Dari sisi kesehatan dan kesejahteraan, pemerintah kota melaporkan berbagai capaian, mulai dari penguatan layanan puskesmas dan RSUD, pemeriksaan kesehatan gratis, hingga raihan sejumlah penghargaan nasional. Untuk 2026, Pemko Bukittinggi telah menyiapkan program strategis lanjutan di bidang infrastruktur, pelayanan dasar, revisi RTRW, dan pengembangan kawasan perkotaan sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang diwakili Asisten III Administrasi Umum Setdaprov Sumbar, Medi Iswandi, turut menyampaikan apresiasi atas sinergi pemerintah kota, DPRD, tokoh adat, dan masyarakat dalam menjaga adat dan kearifan lokal. Ia menilai Bukittinggi memiliki nilai sejarah yang kuat sekaligus peran strategis sebagai kota pendidikan, perdagangan, dan pariwisata di Sumatera Barat. “Kami memberikan dukungan penuh agar Bukittinggi terus tumbuh berdaya saing, menjaga lingkungan dan cagar budaya, serta berpihak pada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Dalam rangkaian peringatan HJK ke-241, Pemerintah Kota Bukittinggi juga memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang berjasa bagi daerah, yakni almarhum H. Wazar Barmansyah bin Bilal, pejuang Revolusi Fisik dan penerima Bintang Gerilya, serta almarhum H. Muhammad Rijal Sadir, tokoh masyarakat dan veteran Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan dalam bentuk pin emas dan sertifikat sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi mereka bagi perjalanan Kota Bukittinggi.

Editor : Wahyu Sikumbang

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network