get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Pria dan 3 Perempuan Lagi Indehoy di Penginapan Digerebek Satpol PP Padang

Diskusi Buku di Padang Jadilah Intelektual Berpihak kepada Rakyat, Bukan Memuaskan Syahwat Elite

Selasa, 23 Januari 2024 | 11:42 WIB
header img
Sejumlah komponen pemuda dan aktivis mahasiswa menggelar diskusi, membuka wawasan, menambah pengetahuan dan pemahaman tentang masa depan demokrasi di Indonesia di Kafe Pagi Tepi Pantai, Kompleks Universitas Negeri Padang, Kota Padang. Foto: Ist

PADANG, iNewsPadang.id - Sejumlah komponen pemuda dan aktivis mahasiswa menggelar diskusi, membuka wawasan, menambah pengetahuan dan pemahaman tentang masa depan demokrasi di Indonesia.
  
Diskusi digelar di Kafe Pagi Tepi Pantai, Kompleks Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Sumatera Barat pada Senin (22/01/2024) sore.
 
Azwar Furgudyama Penulis Buku Hitam Prabowo Subianto yang hadir dalam diskusi itu mengatakan diskusi ini bertujuan untuk memberitahukan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa dalam memilih pemimpin harus melihat rekam jejaknya. 

Bahkan, lanjut Azwar, jadilah intelektual yang berpihak pada kepentingan rakyat dengan memegang idealisme yang nafas gerakan. 

Bukan menjadi intelektual tukang bangunan untuk memuaskan syahwat kepentingan segelintir elit yang mencederai demokrasi dan punya rekam jejak kemanusian di masa lalu.

Menurut Azwar, buku hasil karyanya yang dibedah bukan bermaksud untuk kampanye hitam kepada sosok tertentu. Tapi, ini merupakan fakta sejarah yang belum terungkap dan diselesaikan. Ia menuturkan, bahwa tidak ingin Indonesia memiliki pemimpin yang memiliki sejarah kelam masa lalu.

"Kita semua bertanggungjawab untuk menyelamatkan bangsa ini dari kepeminpinan yang otoriter dan feodal sebagai warisan orde baru. Apalagi pada hari ini, wakilnya pelanggar konstitusi atau etik," kata Azwar.

Sementara itu, Sarah Azmi Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Sumatera Barat (PBHI) menjelaskan, pihaknya sangat konsen pada isu HAM.

Sarah mengatakan, banyaknya kasus pelanggaran HAM di Sumatera Barat dipicu oleh Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan tidak mempertimbangkan kemanusian dan HAM.

Bahkan, kata Sarah, pada konteks pelanggaran HAM Berat Masa lalu, sejauh ini Negara seolah-olah membiarkan pelaku pelanggar HAM dan kekuasan masih membiarkannya untuk menjadi orang nomor satu di republik ini.

"Kami mengajak kepada generasi muda agar sama-sama mengawal kasus pelanggaran HAM Berat Masa lalu dan pelanggaran HAM pada hari ini," jelas Sara.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut