get app
inews
Aa Text
Read Next : Buser Polresta Padang Tangkap Pelaku Curanmor di Kawasan Jembatan Siti Nurbaya

Balang Manarangi: Songket Bertema Harimau Sumatra, Paduan Wastra & Pesan Konservasi

Sabtu, 31 Mei 2025 | 19:19 WIB
header img
Motif Balang Manarangi saat diluncurkan perdana dalam peragaan busana di Creative Stage di Jakarta Convention Center, Senayan. (Foto: Vonny)

JAKARTA, iNewsPadang.id — Warisan wastra Indonesia kembali memperoleh nafas baru melalui inovasi desain kain songket khas Minangkabau yang diangkat dari filosofi dan estetika Harimau Sumatra. Desainer muda berdarah Minang, Vonny Andria, menghadirkan koleksi tenun eksklusif bertajuk ‘Balang Manarangi’, yang menggabungkan nilai budaya, pesan konservasi, serta seni tinggi dalam bentuk kain songket yang elegan.

Motif Balang Manarangi merupakan representasi visual dari loreng Harimau Sumatra, satwa endemik yang kini berada di ambang kepunahan. Dalam proses kreatifnya, Vonny memadukan keindahan dan keagungan sang harimau ke dalam bentuk visual yang menyatu dalam teknik tenun tradisional khas Minangkabau.


Tenunan songket bermotif Balang Manarangi ketika dalam proses pembuatan. (Foto: Vonny)

“Motif songket Minangkabau selama ini banyak menampilkan bentuk flora, fauna, dan simbol-simbol filosofis. Namun motif loreng Harimau Sumatra belum pernah diangkat secara eksplisit, padahal harimau memiliki makna historis dan budaya yang sangat kuat bagi masyarakat kami,” ujar Vonny Andria saat diwawancarai di Jakarta Convention Center, Jumat (30/5/2025).

Dari Loreng Harimau ke Lini Mode

Balang Manarangi, yang secara harfiah berarti “belang yang memancarkan cahaya” dalam bahasa Minangkabau, diluncurkan perdana dalam acara Creative Stage di Jakarta Convention Center, Senayan. Koleksi ini tidak hanya berupa selendang bermotif loreng harimau, tetapi juga menghadirkan delapan busana bertema Harimau Sumatra betina yang dinamakan Lorenque Suit.

“Saya tertarik pada sosok harimau betina karena perannya yang sangat penting dalam keberlangsungan spesies ini. Ia tangguh, protektif, dan berjuang menjaga anak-anaknya di tengah ancaman yang terus datang dari penyusutan habitat,” tutur Vonny.


Selendang bermotif Balang Manarangi saat diperagakan model dalam peluncuran perdananya. (Foto: Vonny)

Setiap motif dalam koleksi ini dirancang dengan memperhatikan elemen simbolik harimau, seperti bentuk misai (kumis), taring, cakar, serta loreng hitam yang diinterpretasikan dalam pola tenun geometris. Visualisasi ini tidak hanya memberikan kekuatan estetika, namun juga mengandung pesan mendalam tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.

Kolaborasi dengan Konservasionis

Gagasan awal Balang Manarangi bermula saat Vonny pulang kampung ke Sumatera Barat dan terinspirasi oleh keberadaan monumen Inyiak Balang di kawasan Pasar Ateh, Bukittinggi. Dari sana, ide untuk menyatukan motif harimau dalam wastra mulai berkembang. Tak lama kemudian, ia menjalin kolaborasi dengan Yayasan Jejak Harimau Sumatera, yang digawangi oleh Andri Mardiansyah dan Adi Prima.

“Dalam pertemuan kami di Padang, banyak hal yang dibahas, mulai dari ekologi Harimau Sumatra, maknanya dalam budaya lokal, hingga mitos yang melekat. Semua itu memperkaya landasan filosofis karya ini,” jelas Vonny saat ditemui di Padang, Sabtu (31/5/2025).

Melalui pendekatan multidisipliner yang memadukan seni tekstil dan pengetahuan konservasi, Balang Manarangi menjadi lebih dari sekadar motif mode; ia adalah medium edukasi dan advokasi tentang pentingnya menjaga Harimau Sumatra sebagai bagian dari identitas kultural dan lingkungan hidup Sumatera.


Seorang model memperagakan koleksi busana bertema Balang Manarangi karya desainer Vonny Andria, yang terinspirasi dari motif loreng Harimau Sumatra, dalam peragaan busana di Creative Stage, Jakarta Convention Center. (Foto: Vonny)

Memadukan Warisan Budaya dan Konservasi

Teknik tenun songket yang digunakan dalam koleksi ini tetap mengacu pada metode tradisional Minangkabau. Pewarna alami serta proses pengerjaan yang rumit menunjukkan keahlian tinggi para pengrajin lokal yang bekerja bersama Vonny dalam mewujudkan desain ini.

“Kami ingin membuktikan bahwa tenun tradisional bisa menjadi media ekspresi kontemporer tanpa meninggalkan akar budaya. Ini bukan hanya tentang estetika, tapi juga tentang menyampaikan pesan penting melalui kain,” ungkap Vonny.

Melalui Balang Manarangi, Vonny berharap motif ini bisa masuk dalam lima besar songket unggulan nasional serta memperluas jangkauannya hingga pasar internasional.


Desainer Vonny Andria bersama model memperagakan beberapa koleksi busana bertema Balang Manarangi, yang memadukan wastra Minangkabau dengan pesan konservasi satwa endemik. (Foto: Ist)

Membawa Wastra Minang ke Kancah Global

Balang Manarangi tidak hanya menjadi simbol identitas budaya Minangkabau, tetapi juga diharapkan menjadi duta konservasi Harimau Sumatra di panggung mode global. Dengan mengangkat narasi lokal dan memperkuat kolaborasi lintas sektor, karya ini berpotensi membuka jalan bagi diplomasi budaya dan ekowisata berbasis seni tekstil.

“Melalui motif ini, kami berharap para pengguna kain tak hanya mengenakan selembar busana indah, namun juga membawa semangat konservasi dan kebanggaan terhadap budaya lokal,” tutup Vonny. (*)

Editor : Wahyu Sikumbang

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut