Manampuang, Tradisi Unik Pembagian Daging Hewan Kurban Tanpa Kupon di Agam

Tahun ini, panitia menyembelih lima ekor sapi, bertambah dua ekor dibanding tahun lalu. Sebanyak 35 orang jamaah dan warga setempat turut menjadi peserta kurban. Proses penyembelihan dimulai sejak pagi dan pembagian dilakukan menjelang waktu zuhur.
Menurut warga lainnya, Lastri (55), tradisi Manampuang tidak hanya sarat nilai kebersamaan, tapi juga membawa berkah. “Kalau Manampuang enaknya kalau banyak anak atau keluarga, banyak pula yang bisa ikut Manampuang, jadi banyak rezeki,” tuturnya.
Dulu, wadah yang digunakan untuk menampung daging berupa daun talas, daun pisang, hingga ember dan keranjang bambu. Kini, masyarakat mulai menggunakan kantong kresek dan keranjang anyaman, sebagaimana disampaikan oleh Elfa Novianti (40).
Sementara itu, warga juga mengaku telah menyiapkan aneka bumbu masakan di rumah masing-masing untuk mengolah daging kurban. “Daging ini rencananya untuk dibuat rendang, dendeng lambok, sup, dan sate juga enak,” kata Vebby (34), warga lainnya dengan antusias.
Editor : Wahyu Sikumbang