Gunung Marapi di Agam Erupsi Lagi Setinggi 1.000 Meter, Rumah Warga Sampai Bergetar

AGAM, iNEWSPadang.ID — Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali erupsi pada Minggu, 21 September 2025 pukul 13.28 WIB.
Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Marapi mencatat kolom abu letusan mencapai sekitar 1.000 meter di atas puncak atau 3.891 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu berwarna kelabu pekat dengan arah condong ke barat daya. Letusan ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 milimeter dan durasi sekitar 38 detik.
Dentuman keras terdengar jelas oleh warga di sekitar gunung. Endra, warga Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, mengaku sempat ragu karena gunung tertutup kabut.
“Ada dentuman lagi. Sepertinya meletus lagi. Tapi tertutup awan,” tulisnya di grup WhatsApp Marapi Information.
Hal senada dirasakan Dery Saputra, warga Sungai Pua. “Gemuruh Gunung Marapi, lokasi Limo Kampuang, Sungai Pua. Tapi puncak gunung tertutup awan,” katanya.
Beberapa saat kemudian, kolom abu letusan mulai terlihat menembus kabut dari kawah. “Kolom letusan baru kelihatan karena puncak gunung tertutup awan,” ujar Noviardi.
Tak hanya suara dentuman, warga juga merasakan getaran seperti gempa. Rahmadoni, warga Bukik Batabuah, menuturkan rumahnya sempat bergetar.
“Sudah dua kali gunung meletus sehari ini. Barusan diguncang rumah di sekitaran Simpang Bukik,” katanya.
Hal serupa dialami Reza, warga Kubang Putiah, yang sempat bertanya apakah ada gempa. “Saya di Kubang Putiah merasakan gempa tapi sebentar,” tulisnya, yang kemudian dibenarkan Rahmadoni sebagai dampak letusan gunung.
Salmi Afrita, warga Canduang, juga mengaku kaget. “Ya, saya pun kaget. Rumah bergetar karenanya,” ujarnya.
Petugas PGA Marapi di Bukittinggi, Ahmad Rifandi, mengatakan erupsi masih berlangsung saat laporan dirilis. Ia menjelaskan, peningkatan aktivitas vulkanik sebenarnya sudah terdeteksi sejak 10 September lalu.
“Gunung Marapi terpantau mengalami Tremor Non-Harmonik, Hybrid/Fase Banyak, Vulkanik Dalam, Tektonik Lokal, hingga Microtremor atau Tremor Menerus dengan amplitudo maksimum lima milimeter. Ini menandakan adanya suplai magma di dapur magma, sehingga kemudian terjadi beberapa kali erupsi,” jelas Ahmad.
Sepanjang September hingga Minggu (21/9), Marapi telah delapan kali meletus dengan 27 kali erupsi berupa hembusan. Saat ini, gunung berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut itu masih berstatus Waspada atau Level II, satu tingkat di atas normal.
PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah Verbeek. Warga juga diminta waspada potensi bahaya lahar di aliran sungai berhulu ke puncak Marapi, terutama pada musim hujan.
Selain itu, masyarakat diimbau menggunakan masker jika terjadi hujan abu, tidak menyebarkan informasi palsu, dan mengikuti arahan pemerintah daerah terkait perkembangan aktivitas gunung.
Sementara itu, hingga dua jam usai erupsi tidak ada laporan terjadinya hujan abu vulkanik di pemukiman.
Editor : Wahyu Sikumbang