get app
inews
Aa Text
Read Next : Scout Journalist Camp: Pramuka Padang Panjang Siapkan Jurnalis Muda Kreatif di Era Digital

Perlawanan Sunyi Warga Pandai Sikek Tolak Geothermal

Senin, 13 Oktober 2025 | 19:59 WIB
header img
Warga Nagari Pandai Sikek bergotong royong memasang baliho penolakan proyek geothermal di tepi sawah sebagai bentuk perlawanan damai menjaga tanah pertanian warisan leluhur.

TANAH DATAR,inews Padang.id- Suasana Nagari Pandai Sikek kini dipenuhi baliho-baliho besar berisi pesan tegas: “Kami Masyarakat Pandai Sikek Menolak Geothermal (PLTP) di Nagari Pandai Sikek.”

Tulisan itu sederhana, namun maknanya dalam. Ia mewakili suara masyarakat yang khawatir masa depan tanah kelahiran mereka tergadai oleh proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang akan dibangun di sekitar nagari.

“Pertanian bukan sekadar pekerjaan bagi kami,Ini adalah napas kehidupan, warisan yang kami jaga dari generasi ke generasi.”ujar Mas’ap Widiawan, Wali Nagari Pandai Sikek, ketika ditemui iNews (13/10/2025)

Pandai Sikek bukan hanya dikenal dengan kerajinan songketnya, tetapi juga sebagai lumbung pangan Tanah Datar. Dari sawah di lembah hingga ladang di perbukitan, hasil bumi nagari ini mengalir ke berbagai pasar di Sumatera Barat. Padi, bawang merah, sayur-mayur, dan palawija tumbuh subur di tanah vulkanik yang kaya mineral.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tanah Datar (2024), sektor pertanian menyumbang hampir 30 persen PDRB daerah dan menjadi penopang utama bagi lebih dari 70 persen penduduk. Dalam tiga tahun terakhir, nilai ekonomi pertanian naik lebih dari Rp1,4 triliun , bukti bahwa lahan-lahan ini bukan sekadar bentangan hijau, tetapi sumber kesejahteraan.

Namun, di balik keindahan panorama itu, terselip kecemasan. Warga khawatir proyek geothermal akan mengubah segalanya. Proses eksplorasi yang melibatkan pengeboran dan pembangunan pipa-pipa besar dikhawatirkan merusak struktur tanah, mengeringkan sumber air, dan memicu longsor di kawasan perbukitan.

Bagi sebagian pihak, proyek geothermal dianggap sebagai langkah menuju energi bersih dan ramah lingkungan. Namun bagi masyarakat Pandai Sikek, proyek itu justru menghadirkan ancaman baru.

Penelitian Kementerian ESDM tahun 2023 menunjukkan, eksplorasi geothermal berpotensi memengaruhi aliran air tanah dan melepaskan gas seperti hidrogen sulfida (H₂S) yang berbahaya bila tidak ditangani dengan tepat. Selain itu, proyek ini sering kali membawa ketimpangan sosial,keuntungan bagi investor, sementara warga lokal menanggung dampak ekologisnya.

Kini, hampir di setiap simpang jalan dan pinggir sawah, baliho-baliho penolakan berdiri kokoh. Tidak dibuat oleh lembaga, tidak dibayar siapa pun. Semua murni inisiatif warga hasil gotong royong.

Bagi mereka, baliho itu bukan sekadar bentuk protes, tapi pernyataan cinta terhadap tanah yang telah memberi kehidupan. Setiap huruf yang terlukis di atas kain putih itu adalah doa agar sawah tetap hijau, air tetap mengalir, dan anak cucu masih bisa menanam di tanah leluhur.

“Kalau orang kota bicara soal energi terbarukan, kami di sini bicara soal hidup yang berkelanjutan,” kata Mas’ap Widiawan lagi, menutup percakapan .

Di Pandai Sikek, perlawanan terhadap proyek geothermal bukan sekadar tentang menolak pembangunan. Ini tentang menjaga keseimbangan alam, mempertahankan identitas, dan memastikan bumi tempat mereka berpijak tetap menjadi sumber kehidupan bukan sekadar sumber energi.

Editor : Agung Sulistyo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut