AGAM, iNewsPadang.id - Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara Kesejahteraan Rakyat atau BLTS Kesra di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menjadi tumpuan harapan bagi warga yang tengah berjuang bangkit dari dampak banjir Sumbar serta tanah longsor.
Di tengah infrastruktur yang rusak dan akses jalan yang terputus, Pos Indonesia tetap menjalankan mandat negara untuk memastikan bantuan sampai ke tangan jutaan keluarga penerima manfaat, termasuk di wilayah sulit seperti Kecamatan Malalak.
Kondisi lapangan yang ekstrem tidak menyurutkan langkah para petugas pos. Banyak jembatan hanyut dan jalan utama amblas, sehingga aktivitas pertanian yang menjadi urat nadi ekonomi warga lumpuh total. Menyadari kesulitan mobilitas warga, Pos Indonesia menerapkan strategi jemput bola dengan melakukan penyaluran berbasis komunitas di kantor wali nagari hingga layanan antar langsung ke rumah atau door to door bagi lansia dan warga yang sakit.
Bagi penerima seperti Erianis dan Epizar, bantuan tunai sebesar Rp900 ribu ini terasa sangat berarti saat sawah mereka belum bisa digarap kembali. Dana tersebut memberikan fleksibilitas bagi warga untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendesak, mulai dari membeli bahan pokok seperti beras dan minyak goreng hingga membiayai kebutuhan sekolah anak yang sempat terhambat akibat bencana.
Negara hadir melalui dua jalur sekaligus, yakni perlindungan sosial melalui BLTS Kesra dan tanggap darurat melalui bantuan logistik yang dikoordinasikan oleh BPBD Kabupaten Agam.
Kolaborasi antara pemerintah dan Pos Indonesia memastikan bahwa distribusi logistik dari para donatur tetap mengalir lancar berdampingan dengan penyaluran uang tunai. Kehadiran petugas di tengah medan berlumpur menjadi bukti nyata bahwa pelayanan publik tidak berhenti meski di tengah krisis.
Irma Putri dan Rosni, dua dari sekian banyak perempuan yang terdampak, mengungkapkan rasa syukur karena bantuan ini hadir di saat ekonomi keluarga sedang berada di titik terendah.
Meski trauma bencana masih membekas dan proses pemulihan infrastruktur membutuhkan waktu lama, bantuan ini menjadi jembatan penyambung hidup yang memungkinkan warga untuk terus bertahan dan perlahan menata kembali masa depan mereka.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta