Hisab memiliki dua pengertian menurut istilah akidah. Pertama, al 'aradh atau 'penampakan dosa dan pengakuan'. Kedua, munaqasyah atau diperiksa secara sungguh-sungguh'.
Dijelaskan dalam sebuah riwayat, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda, yang artinya:
"Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki sholat sunah.' Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari sholat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya." (HR Tirmidzi, ia mengatakan hadis tersebut hasan) (HR Tirmidzi Nomor 413 dan An-Nasa’i 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini sahih)
Dikutip dari laman Rumaysho, faedah hadis ini adalah:
1. Perkara yang pertama kali akan dihisab pada hamba dari perkara ibadah pada hari kiamat adalah sholat.
2. Siapa yang mendirikan sholat, maka bagus amalnya. Siapa yang tidak bagus shalatnya, maka amalnya pasti rusak.
3. Allah Subhanahu wa ta'ala sangat penyayang pada hamba di mana Allah menyempurnakan amalan wajib yang ia lakukan dengan amalan sunnah sebagai penutup kekurangannya.
4. Umumnya amalan wajib akan disempurnakan dengan amalan sunah sampai bertambahlah kebaikan hingga mengalahkan kejelekan sampai masuk surga dengan rahmat Allah.
5. Hendaklah setiap orang bisa memperbanyak dan menjaga amalan sunah, bukan hanya mementingkan yang wajib.
Wallahu a'lam bishawab.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta