"Indonesia menganut sistem itu dan kita di tahun 2019 first time also the highest ever, 81,9 persen partisipasi pemilih kita, dan itu jauh di atas negara-negara demokrasi yang menerapkan mandatory (kewajiban)," ungkapnya.
Tito juga menegaskan bahwa Pemilu 2024 jangan sampai mengulang eksploitasi identitas pada Pemilu 2019. Sebab, peristiwa politik diprediksi akan panas jelang Pemilu 2024 yang jaraknya sudah kurang dari setahun lagi.
"Konflik kekerasan tidak boleh terjadi. Ini indikator penting (keberhasilan pemilu)," ujarnya.
"Polarisasi akan berpotensi konflik, tapi konfliknya harus dikelola agar tidak memecah persatuan kesatuan bangsa," sambung Tito.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait