Mimpi Anak Malalak Menembus ITB: Kunjungan Tak Terduga Rektor dan Gotong Royong Warga Jadi Sorotan

AGAM, iNewsPadang.id — Prestasi membanggakan datang dari lereng Gunung Singgalang, tepatnya di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Devit Febriansyah (18), seorang calon mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung (ITB) dari program studi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB), mendadak viral setelah dikunjungi langsung oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. pada Sabtu (7/6/2025) lalu.
Kunjungan tak terduga ini menjadi sorotan, bukan hanya karena kehadiran orang nomor satu di ITB, tetapi juga karena kisah inspiratif Devit yang berhasil menembus salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia di tengah keterbatasan ekonomi.
Devit adalah satu-satunya anak dari Kecamatan Malalak Agam yang berhasil lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun ini. Ia berasal dari keluarga sederhana; orang tuanya, Julimar dan Doni Afrizal, bekerja sebagai kuli angkut kayu manis dengan penghasilan harian yang tidak menentu.
Namun, kondisi ekonomi tak memadamkan semangat Devit. Justru, hal ini memicu gelombang dukungan luar biasa dari lingkungan sekitarnya.
"Awalnya itu ada seorang dosen kontak Devit melalui chat, katanya ada urusan ke Sumani mau sekalian mampir silaturahmi mengucapkan selamat dan ngasih bingkisan," ungkap Devit kepada iNews.id pada Rabu (11/6/2025). "Tapi ternyata yang datang juga rektor gitu, jadi ya pak rektor juga kasih bantuan gitu. Rasanya senang sekali soalnya rektor langsung yang datang."
Kunjungan Rektor ITB ini bukan hanya sekadar seremoni. Rombongan yang turut didampingi oleh beberapa dosen ITB dan perwakilan dari Paragon Corp, turut memberikan apresiasi dan bantuan. Topi yang ditandatangani rektor, pemberian merchandise, hingga dukungan finansial menjadi bukti nyata kepedulian kampus terhadap mahasiswanya.
Yang lebih mengharukan, dukungan untuk Devit tidak hanya datang dari kampus, tetapi juga dari warga kampungnya. Budaya gotong royong yang kuat di Malalak terbukti. Warga secara sukarela mengumpulkan iuran untuk membantu biaya keberangkatan Devit ke Bandung.
"Alhamdulillah juga orangtua mendukung dari masyarakat atau organisasi dari Malalak ini namanya Ikatan Keluarga Malalak (IKM). Ke situ Devit ajukan proposal untuk biaya Devit ke Bandung itu, alhamdulillahnya diterima oleh IKM itu. Nah jadi pihak IKM itu mencari donatur-donatur misalnya dari perantau ataupun anggota-anggota IKM tuh ataupun masyarakat sekitar. Alhamdulillah banyak yang berdonasi," cerita Devit.
Kisah Devit ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga menunjukkan bagaimana semangat dan dukungan lingkungan dapat menjadi kekuatan besar untuk meraih mimpi. Warga Malalak berharap Devit bisa menjadi penerus tokoh-tokoh besar dari Sumatera Barat seperti Agus Salim, Bung Hatta, Tan Malaka, atau Syahrir, dan mengharumkan nama Sumatera Barat.
Editor : Wahyu Sikumbang