Ratusan Perantau Minang Pulang Kampung, Gelar Wisata Adat Manyilau di Bukittinggi

Wahyu Sikumbang
Sesepuh dan pembina IKKLJ menerima siriah sebagai simbol penghormatan dalam tradisi adat Kurai di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi. Foto: Wahyu Sikumbang

BUKITTINGGI, iNEWSPadang.ID — Suasana hangat dan penuh kekeluargaan terasa di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi saat ratusan perantau Minang asal Nagari Kurai Limo Jorong yang berdomisili di Riau, berkumpul kembali di tanah kelahiran mereka melalui kegiatan bertajuk Wisata Adat Manyilau Kampuang.

Acara ini digagas oleh Ikatan Keluarga Kurai Limo Jorong (IKKLJ) Riau dan mendapat sambutan meriah dari Pemerintah Kota Bukittinggi.

Rombongan sesepuh dan pembina IKKLJ, H. Zulhaq Kari Mangkudun, Ketua IKKLJ Riau, serta sejumlah anggota, disambut langsung oleh Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias bersama Sekda, para Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, dan Bundo Kanduang.

Kehadiran mereka menghidupkan kembali nuansa adat sekaligus menguatkan ikatan batin antara masyarakat rantau dan kampung halaman.


Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menyambut hangat rombongan perantau Kurai Limo Jorong dari Riau dalam kegiatan Wisata Adat Manyilau Kampuang. Foto: Wahyu Sikumbang

Ketua pelaksana, Feri Harmen, ST., MBA. Dt. Rajo Alam, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi sekaligus mengenalkan kembali adat Kurai, terutama kepada generasi muda yang lahir dan besar di tanah rantau.

“Lebih dari 30 tahun orang Kurai merantau ke Riau, bahkan ada yang lahir di sana. Dengan wisata adat ini, kita bisa kembali berkumpul dan memperkenalkan adat Kurai kepada generasi penerus,” ujarnya, Senin (8/9).

Ketua Karapatan Adat Kurai Limo Jorong, Inyiak Dt. Sati, turut mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, selain memperkuat ikatan budaya, acara ini juga menjadi momentum mendata kembali keberadaan Niniak Mamak yang masih berada di perantauan.

“Masih banyak Niniak Mamak antar suku yang belum terdaftar karena berada di perantauan. Harapan kami, semua yang hadir dapat mengunjungi balai adat dan bersama-sama mempelajari adat-istiadat Kurai,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai wadah mempertemukan kembali masyarakat rantau dengan pemerintah kota dan warga setempat. Ia juga mengingatkan peran besar para Niniak Mamak dan Datuak dalam membimbing generasi muda di tengah tantangan zaman.

“Tugas Niniak Mamak dan Datuak sangat berat, terutama di tengah maraknya kasus yang bertentangan dengan adat, seperti narkoba. Maka, mari bersama kita ajarkan kemanakan untuk memperdalam adat Minangkabau,” ungkapnya.


Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias foto bersama rombongan IKKLJ Riau dan tokoh adat di Balairung, usai gelaran Wisata Adat Manyilau Kampuang. Foto: Wahyu Sikumbang

Ramlan menambahkan, manyilau kampuang tidak sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi sarana memperkenalkan sejarah penting Bukittinggi. “Bukittinggi pernah menjadi ibukota sementara Indonesia dan juga ibukota Sumatera Barat. Hubungan Bukittinggi dengan Jakarta dan Yogyakarta tak bisa dipisahkan. Maka, kami memohon doa dan dukungan agar status Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan dapat diakui secara tertulis,” ujarnya.

Dengan balutan adat dan suasana meriah, wisata adat manyilau kampuang ini bukan hanya menghadirkan nostalgia bagi para perantau, tetapi juga menjadi ruang untuk menjaga warisan budaya Kurai agar tetap hidup di tengah generasi muda.

Editor : Wahyu Sikumbang

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network