JAKARTA, iNewsPadang.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa potensi hujan sedang hingga lebat masih diperkirakan terjadi di Sumatera Utara (Sumut), Aceh, dan Sumatera Barat (Sumbar) hingga Selasa (2/12/2025).
Analisis BMKG menunjukkan potensi curah hujan yang tinggi berlangsung selama periode 30 November hingga 2 Desember 2025 di ketiga provinsi tersebut.
Analisis ini mendorong BMKG untuk mengambil langkah mitigasi bencana hidrometeorologi secara cepat melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). OMC digelar intensif di Sumut, Aceh, dan Sumbar dengan tujuan mengurangi curah hujan sebelum awan memasuki kawasan yang telah terdampak bencana.
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, memimpin langsung supervisi OMC di Pos Komando (Posko) Bandara Kualanamu. Operasi ini merupakan sinergi antara BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam misi tanggap darurat pascabencana hidrometeorologi.
Faisal menjelaskan, OMC dilaksanakan selama 24 jam penuh mulai 27 November hingga 1 Desember 2025. Pelaksanaannya sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto agar penanganan tanggap darurat dilakukan secara cepat, tepat sasaran, dan menjamin perlindungan dasar bagi masyarakat terdampak.
"Sebagai bagian dari pemerintah, BMKG turut serta memastikan seluruh unsur bergerak cepat menjamin keselamatan warga dari bencana yang dipicu oleh fenomena cuaca ekstrem dan berdampak luas di sejumlah wilayah," kata Faisal pada Senin (1/12/2025).
Hingga 29 November 2025, tim OMC di Posko Bandara Kualanamu telah melakukan 9 sorti penerbangan dengan menggunakan total 4.800 kg NaCl dan 2.400 kg CaO sebagai bahan semai. Rencana berikutnya mencakup 5 sorti penerbangan tambahan yang fokus mengurangi curah hujan sebelum awan mencapai kawasan terdampak.
Selain di Medan, OMC juga dilaksanakan di Posko Stasiun Meteorologi (Stamet) Sultan Iskandar Muda Aceh dan Posko Bandara Internasional Minangkabau Sumatera Barat.
1. Aceh: OMC telah memasuki hari kedua dengan total 4 sorti penerbangan menggunakan pesawat Cessna Caravan PK-SNP, menyemai 2.000 kg NaCl dan 2.000 kg CaO.
2. Sumatera Barat: OMC yang berpusat di Posko Bandara Internasional Minangkabau telah melakukan 5 sorti penerbangan menggunakan pesawat Cessna Caravan PK-DPI dan PK-SNK, dengan total bahan semai 4.400 kg NaCl.
OMC bertujuan untuk mengurangi potensi curah hujan tinggi sehingga proses evakuasi warga, distribusi bantuan, dan berbagai upaya percepatan penanganan di lapangan dapat berlangsung lebih lancar dan efektif.
Faisal memastikan kesiapan tim, peralatan, pesawat, dan koordinasi lintas instansi yang terlibat. Ia juga memastikan seluruh sumber daya unit pelaksana teknis (UPT) BMKG di wilayah terdampak mampu menjalankan tugas di tengah potensi cuaca ekstrem.
"Dengan prinsip 'awas, siaga, selamat', kami berharap pemerintah daerah dan masyarakat dapat mengelola peringatan dini BMKG dengan baik. Jadi, early warning mengarahkan early action untuk menuju zero victim," tegasnya.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menambahkan bahwa pelaksanaan OMC didasarkan pada analisis meteorologi yang berlaku di wilayah operasi. Strategi penyemaian dilakukan dengan mengintervensi awan-awan pembawa hujan sebelum masuk ke area terdampak bencana, tepatnya di perairan sebelah Barat dan Utara Provinsi Sumatera Utara, untuk memberikan dampak optimal.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
