TANAH DATAR,inews Padang.id-Operasi pencarian dan penyelamatan korban bencana serta pengerjaan proyek perbaikan infrastruktur di sejumlah wilayah Sumatera Barat masih menghadapi tantangan cuaca buruk. Curah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi hampir setiap hari berdampak langsung pada efektivitas operasi SAR dan progres pembangunan infrastruktur pascabencana.
Kondisi tersebut memaksa petugas SAR dan pekerja proyek meningkatkan kewaspadaan di lapangan. Risiko longsor susulan, banjir kiriman, serta meningkatnya debit sungai menjadi ancaman serius yang dapat menghambat target penyelesaian pekerjaan.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melaksanakan operasi rekayasa cuaca. Langkah ini dilakukan meskipun secara klimatologis curah hujan di Sumatera Barat pada bulan Desember masih tergolong tinggi.
Deputi Infrastruktur BMKG, Michael Andreas Purwoadi, mengatakan rekayasa cuaca difokuskan pada wilayah-wilayah kritis yang menjadi lokasi utama operasi SAR dan proyek perbaikan infrastruktur.
“Rekayasa cuaca ini bertujuan untuk mengurangi intensitas hujan di area tertentu sehingga operasi SAR dan pengerjaan infrastruktur dapat berjalan lebih aman dan sesuai target,” ujar Michael Andreas Purwoadi.
Ia menambahkan, pelaksanaan rekayasa cuaca dijadwalkan berlangsung hingga 22 Desember mendatang dengan melibatkan koordinasi lintas instansi terkait.
Pemerintah berharap upaya ini dapat mempercepat pemulihan akses jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya, sekaligus meminimalkan risiko keselamatan bagi petugas maupun masyarakat di wilayah terdampak bencana.
Editor : Agung Sulistyo
Artikel Terkait
