get app
inews
Aa Text
Read Next : Komplotan Rampok Bekap Korban, Gasak Harta Miliaran Rupiah Milik Lansia di Agam

Perampokan di Agam Diduga Libatkan Orang Dekat, Korban Disekap dan Emas Hampir Sekilo Raib

Minggu, 15 Juni 2025 | 20:58 WIB
header img
Kapolsek IV Koto, AKP Fitrianto memberikan keterangan terkait kronologis kejadian usai olah TKP perampokan di Galudua, Agam. (Foto: Wahyu Skb)

AGAM, iNewsPadang.id — Aroma pengkhianatan membayangi kasus perampokan sadis yang terjadi Minggu dini hari (15/6/2025) di Jorong Galudua, Nagari Koto Tuo, Kecamatan Ampek Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Selain kerugian materi mencapai hampir dua miliar rupiah, peristiwa ini menyisakan dugaan kuat bahwa pelaku bukan orang asing bagi korban.

Salah satu indikasinya: pelaku tahu letak emas, uang, dan surat-surat berharga yang disembunyikan korban di dalam lemari.

Perampokan ini menimpa Marwis (65), seorang pria lanjut usia yang tengah tidur bersama istrinya di rumah mereka yang berada di pinggir jalan sunyi, jauh dari permukiman padat.


Marwis (65) menunjukkan lemari tempat penyimpanan barang dan surat berharga yang telah diacak-acak pelaku perampokan. (Foto: Wahyu Skb)

Sekitar pukul 02.00 WIB, tiga orang tak dikenal masuk ke rumah melalui pintu belakang yang hanya dikunci dengan pasak besi bengkok.

Mereka merusak pintu dapur dan mencongkel jendela sebelum menyusup masuk. “Waktu itu kami bertiga di rumah. Saya dan istri di kamar, ibu di kamar sebelah. Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan seseorang langsung membekap mulut saya,” tutur Marwis.

Dengan nada pelan dan mata yang masih menyimpan trauma, ia melanjutkan, “Sambil menghunus pisau, mereka menanyakan dimana letak emas dan uang. Lalu melihat BPKB motor. Padahal saya sudah tidak bisa bergerak cepat, kaki saya sakit.”

Tak hanya membekap dan mengancam, pelaku juga menyeret Asna (77), ibu mertua Marwis, dari kamarnya ke kamar korban, lalu menyekap ketiganya dalam ruangan dan menguncinya dari luar.

Di kamar itu, para korban hanya bisa pasrah. “Saya haus, stres. Akhirnya saya minum air dari bak mandi. Setelah beberapa jam, saya cari obeng, lalu buka pintu sendiri. Itu sekitar jam setengah empat pagi,” kata Marwis.


Lansia di IV Koto jadi korban perampokan. Terpaksa minum air mentah dalam bak karena kehausan saat disekap di dalam kamar. (Foto: Wahyu Skb)

Asna, yang saat kejadian belum tidur, juga sempat melihat sosok yang mencurigakan lewat pintu yang terbuka.

“Lampu ruang tengah masih menyala, jadi terlihat bayangan orang. Tahu-tahu saya ditarik dari tempat tidur dan dibawa ke kamar anak,” ucapnya dengan suara gemetar.

Pelaku lalu menggeledah lemari tempat disimpannya perhiasan emas dan uang tunai.

Mereka juga mengambil BPKB dan sepeda motor korban yang kebetulan terparkir di rumah, lalu melarikan diri lewat pagar depan rumah dengan membawa kunci yang telah mereka minta secara paksa.

Kerugian yang dialami Marwis dan keluarganya sangat besar. Hampir satu kilogram emas, uang tunai sekitar Rp45 juta, serta sepeda motor hilang dalam sekejap.

Meski tidak mengalami luka fisik, ketiganya masih syok.


Kepala Jorong Galudua, Anto, menunjuk pintu belakang yang diduga tempat masuk komplotan perampok. (Foto: Wahyu Skb)

Kepala Jorong Galudua, Anto, yang ikut mendampingi penyelidikan awal, mengungkapkan bahwa motor korban yang dibawa pelaku hanya berisi sedikit bahan bakar.

“Kami curiga mereka kehabisan bensin di jalan. Sekarang kami dan warga menelusuri apakah ada SPBU atau warung yang jual bensin yang sempat buka dini hari itu,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa rekaman CCTV di sekitar lokasi memperlihatkan cahaya lampu motor melaju dari arah rumah korban ke simpang Galudua.

Yang membuat warga makin curiga, pelaku tampaknya tahu seluk-beluk rumah, termasuk letak lemari yang menyimpan barang berharga, kondisi pagar, bahkan fakta bahwa rumah tidak dilengkapi kamera pengawas.

Kapolsek IV Koto, AKP Fitrianto, S.H., M.H., saat dikonfirmasi, mengatakan pihaknya telah menerima laporan dan sedang melakukan penyelidikan intensif.

“Pelaku diperkirakan tiga orang. Mereka menyekap korban dan mengancam dengan senjata tajam. Saat ini kami kumpulkan barang bukti dan dalami dugaan keterlibatan pihak yang mengenal korban,” ungkapnya.


Sandal berukuran besar diduga milik pelaku tertinggal di halaman belakang rumah korban. (Foto: Wahyu Skb)

Marwis sendiri dulunya seorang pedagang. Setelah mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu, ia memilih menetap di kampung halaman dan berkebun kecil-kecilan.

Keluarga Marwis berharap aparat segera menemukan pelaku. Bagi mereka, kehilangan barang bukanlah yang paling menyakitkan—tetapi kehilangan rasa aman, apalagi jika pelakunya adalah orang yang pernah mereka percaya. (*)

Editor : Wahyu Sikumbang

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut