Menantang Derasnya Batang Anai: Perjuangan SAR Mencari Mereka Yang Hilang
PADANG PANJANG,iNewsPadang.id-Di antara gemuruh air Sungai Batang Anai yang belum benar-benar tenang, para petugas SAR kembali memulai hari dengan misi yang sama: menemukan para korban banjir bandang yang masih hilang. Sejak bencana menerjang pada Kamis lalu, aliran sungai ini menjadi saksi bisu dari pencarian panjang yang tidak hanya menuntut tenaga, tetapi juga keberanian.
Pagi itu, beberapa petugas terlihat memasang seutas tali panjang melintasi derasnya arus. Teknik Tyrolean Traverse—metode yang lazim digunakan di jurang dan lembah terjal—menjadi alat utama mereka untuk menyeberangi sungai yang tak pernah bersahabat. Melalui tali rentangan itulah personil dan peralatan dikirimkan ke seberang, satu per satu, dengan penuh kehati-hatian.
“Arus sungai ini sulit diprediksi. Kapan saja bisa tiba-tiba naik, jadi kami harus bekerja cepat dan tetap aman,” ujar Samsul, Koordinator Lapangan Basarnas, menggambarkan kondisi di lapangan.
Setibanya di seberang, pencarian kembali dilakukan. Petugas menyisir tepi sungai, menembus tumpukan kayu, lumpur, hingga bebatuan besar yang terbawa arus banjir. Setiap langkah mereka merupakan lomba dengan waktu, karena debit air dapat berubah sewaktu-waktu.
Upaya itu kembali membuahkan hasil. Dua jenazah perempuan ditemukan dalam kondisi terjepit di antara kayu dan batu. Evakuasi berlangsung sulit, petugas terpaksa menggunakan chainsaw untuk membebaskan tubuh korban. Semua proses dilakukan dengan penuh hormat dan ketelitian.
Samsul memastikan bahwa setiap jenazah yang ditemukan langsung dibawa ke RSUD Padang Panjang untuk proses identifikasi.
“Kami ingin memastikan setiap keluarga bisa mendapatkan kepastian dan kepulangan yang layak untuk anggota keluarga mereka,” tambahnya.
Hari itu, total lima jenazah berhasil dievakuasi—seluruhnya ditemukan di aliran sungai. Dengan temuan terbaru tersebut, jumlah korban meninggal yang sudah teridentifikasi sejak awal kejadian kini mencapai 27 orang. Namun, puluhan lainnya masih dalam pencarian, membuat upaya tim SAR harus terus berjalan meski risiko semakin besar.
Di tengah suara arus yang tak pernah berhenti, para petugas masih berdiri tegak. Mereka tahu, pekerjaan ini belum selesai—dan harapan keluarga para korban menjadi alasan untuk terus kembali ke sungai, setiap hari.
Editor : Agung Sulistyo