Update Bencana Agam: 139 Meninggal, 86 Hilang, Kerugian Tembus Rp517 Miliar
AGAM, iNEWSPadang.ID — Kabupaten Agam menghadapi situasi darurat setelah rangkaian bencana hidrometeorologi melanda sejak 19 November 2025 menimbulkan dampak yang semakin besar. Curah hujan ekstrem memicu banjir, banjir bandang, longsor, dan angin kencang di 16 kecamatan, menyebabkan kerusakan luas serta meningkatnya jumlah korban.
Pembaruan data Posko Tanggap Darurat per 2 Desember 2025 pukul 20.00 WIB mencatat 139 warga meninggal dunia, sementara 86 orang masih belum ditemukan. Jumlah pengungsi melonjak drastis hingga melampaui 15.300 jiwa.
Kawasan Palembayan, Tanjung Raya, Malalak, Lubuk Basung, IV Koto, dan Palupuh merupakan wilayah paling terdampak, dengan kombinasi banjir bandang dan longsor yang merusak pemukiman serta memutus akses.
Sebanyak 406 rumah tercatat rusak ringan, 188 rusak sedang, dan 465 unit rusak berat. Kerusakan infrastruktur juga signifikan, mulai dari 10 titik jembatan yang putus hingga 25 titik jalan rusak dengan total panjang lebih dari 6,7 kilometer.

Sektor pendidikan, pertanian, peternakan, dan perikanan turut mengalami dampak besar. Kerusakan dialami 102 sekolah, sementara lebih dari 1.029 hektare lahan pertanian tertimbun material, dan lebih dari dua ribu hewan ternak dilaporkan hilang atau mati.
Estimasi total kerugian mencapai Rp517.067.127.050, angka yang memperlihatkan skala kehancuran di seluruh kabupaten.
Di RSUD Lubuk Basung, 38 warga masih menjalani perawatan akibat luka berat dan ringan, sementara korban lain dirujuk ke rumah sakit provinsi. Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban hilang pada area yang sulit ditembus, terutama di Malalak, Palembayan, dan Tanjung Raya. Roza Syafdefianti, Kepala Diskominfo Agam, menyampaikan, “Material longsor sangat tebal dan medan cukup berbahaya, tetapi pencarian tetap kami lakukan karena keluarga korban menunggu kepastian.”
Editor : Wahyu Sikumbang