Pasca Bencana Agam, Pemkab Petakan Kebutuhan Mendesak dari Dapur hingga Trauma Healing
AGAM, iNEWSPadang.ID — Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, merilis pembaruan data bencana hidrometeorologi hingga Sabtu, 27 Desember 2025 pukul 20.00 WIB. Dalam laporan tersebut, sedikitnya tujuh kecamatan masih menghadapi kekurangan kebutuhan mendesak di luar pangan, mulai dari perlengkapan tidur, peralatan masak, hingga alat pelindung diri bagi petugas lapangan.
Wilayah terdampak meliputi Kecamatan Palembayan, Tanjung Mutiara, Malalak, Tanjung Raya, Palupuh, Matur, dan IV Koto. Setiap kecamatan memiliki kebutuhan berbeda sesuai kondisi lapangan.
Palembayan, misalnya, membutuhkan perlengkapan tidur, pakaian dalam, APD petugas, hingga mobil angkut sampah. Sementara itu, Tanjung Raya dan Palupuh memerlukan peralatan pembersihan material seperti cangkul, parang, sekop, dan mesin pendukung untuk membuka akses serta membersihkan sisa bencana.
Selain kebutuhan spesifik per kecamatan, Pemkab Agam juga mencatat kebutuhan darurat berskala kabupaten. Kebutuhan tersebut mencakup alat berat seperti ekskavator, mobil tangki air, genset, WC portable, kawat bronjong, BBM, serta berbagai perlengkapan logistik dan APD.

Dari sisi kemanusiaan, bantuan pangan berupa sembako, makanan bayi, dan susu balita masih sangat dibutuhkan, disusul kebutuhan sandang, perlengkapan kebersihan, serta perlengkapan ibadah.
Perhatian khusus juga diarahkan pada kelompok rentan. Kebutuhan ibu dan anak, seperti perlengkapan bayi, popok, dan pembalut, menjadi prioritas, bersamaan dengan kebutuhan hunian sementara berupa selimut, kasur, dan bantal. Layanan kesehatan dan dukungan psikososial turut disiapkan, termasuk obat-obatan, vitamin, masker, serta layanan trauma healing bagi anak dan keluarga terdampak.
Bupati Agam, Benni Warlis, menyatakan bahwa pemerintah daerah telah mengaktifkan satu pos komando dan 13 pos lapangan untuk memastikan respons cepat di wilayah terdampak. “Kami memperpanjang masa tanggap darurat selama 14 hari, terhitung 23 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026, agar penanganan korban, pembersihan material, dan distribusi bantuan dapat berjalan optimal,” ujarnya.
Editor : Wahyu Sikumbang