Tak hanya suara dentuman, warga juga merasakan getaran seperti gempa. Rahmadoni, warga Bukik Batabuah, menuturkan rumahnya sempat bergetar.
“Sudah dua kali gunung meletus sehari ini. Barusan diguncang rumah di sekitaran Simpang Bukik,” katanya.
Hal serupa dialami Reza, warga Kubang Putiah, yang sempat bertanya apakah ada gempa. “Saya di Kubang Putiah merasakan gempa tapi sebentar,” tulisnya, yang kemudian dibenarkan Rahmadoni sebagai dampak letusan gunung.
Salmi Afrita, warga Canduang, juga mengaku kaget. “Ya, saya pun kaget. Rumah bergetar karenanya,” ujarnya.
Kolom abu erupsi Gunung Marapi menjulang setinggi 1.000 meter, sempat menembus kabut tebal yang menutupi puncak gunung, Minggu (21/9). Foto: CCTV PVMBG PGA Marapi
Petugas PGA Marapi di Bukittinggi, Ahmad Rifandi, mengatakan erupsi masih berlangsung saat laporan dirilis. Ia menjelaskan, peningkatan aktivitas vulkanik sebenarnya sudah terdeteksi sejak 10 September lalu.
“Gunung Marapi terpantau mengalami Tremor Non-Harmonik, Hybrid/Fase Banyak, Vulkanik Dalam, Tektonik Lokal, hingga Microtremor atau Tremor Menerus dengan amplitudo maksimum lima milimeter. Ini menandakan adanya suplai magma di dapur magma, sehingga kemudian terjadi beberapa kali erupsi,” jelas Ahmad.
Sepanjang September hingga Minggu (21/9), Marapi telah delapan kali meletus dengan 27 kali erupsi berupa hembusan. Saat ini, gunung berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut itu masih berstatus Waspada atau Level II, satu tingkat di atas normal.
Editor : Wahyu Sikumbang
Artikel Terkait