PADANG, iNEWSPadang.ID — Jumlah investor pasar modal di Sumatera Barat terus meroket. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga 2025 jumlahnya telah mencapai 238 ribu, naik drastis dibandingkan awal 2000-an. Pertumbuhan ini dinilai eksponensial, seiring dengan meningkatnya minat generasi muda terhadap investasi.
Kepala BEI Perwakilan Sumatera Barat, Early Saputra, menuturkan bahwa perkembangan ini tidak terjadi secara instan, melainkan hasil proses panjang edukasi keuangan di berbagai lapisan masyarakat.
“Seingat saya 2008 itu baru ada sekitar 200 investor pasar modal di Sumatera Barat. Tahun 2011 baru sekitar 2.000, di 2017 akhir ketika saya masuk ke Padang itu 10.000. Lalu 2021 baru tembus 100.000, dan sekarang sudah 238.000. Artinya pertumbuhannya setiap tahun itu eksponensial,” jelasnya dalam Workshop Wartawan Daerah 2025 di Padang, Kamis (25/9/2025).
Menurut Early, keberadaan pojok bursa di kampus, khususnya Universitas Andalas yang telah berdiri sejak 1998, memberi kontribusi besar dalam mendorong edukasi investasi. “Kami yakin edukasi di kalangan siswa, guru, pelajar, mahasiswa, dan dosen sangat efektif, meski hasilnya memang jangka panjang,” tambahnya.
Verdi Ikhwan, Irvan Susandy, dan Early Saputra berfoto bersama usai menyampaikan materi Market Update di Workshop BEI 2025, Padang. Foto: Istimewa
Direktur Perdagangan dan Pengawasan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, menekankan pentingnya peran media dalam menjaga transparansi dan literasi pasar modal. “Upaya-upaya melalui online, offline, pertemuan, workshop dan lain-lain kita lakukan terus. Karena memang PR literasi ini sangat besar bagi kita di pasar modal,” katanya.
Ia berharap masyarakat tidak hanya belajar tentang pasar modal, tetapi juga literasi keuangan secara umum agar bisa mengelola dana dengan bijak, menghindari investasi bodong, dan meningkatkan kualitas hidup.
Sementara itu, Verdi Ikhwan, Kepala Divisi Riset BEI, menyoroti pentingnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai barometer kesehatan pasar modal. “IHSG itu jadi acuan dalam pasar modal. Jadi kalau IHSG semakin besar, kemungkinan orang melakukan manipulasi harga atau praktik curang lainnya menjadi kecil. Jadi kita sangat concern dengan ini,” ujarnya.
Selain mengulas perkembangan investor dan tren pasar, diskusi juga menyinggung kebijakan Kementerian Keuangan yang menggelontorkan dana ke bank-bank Himbara, yang dinilai turut memengaruhi dinamika pasar modal nasional.
Kenaikan tajam IHSG pada 24 September 2025 menunjukkan optimisme pasar yang kembali pulih setelah periode ketidakpastian.
Early berharap wartawan di daerah dapat menulis lebih banyak tentang pasar modal dengan pendekatan yang edukatif sekaligus menarik. “Harapan kami, pemberitaan bisa mengedukasi sekaligus menarik bagi pasar dan pembaca,” katanya.
BEI menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan insan pers di daerah, demi memperkuat literasi keuangan, meningkatkan jumlah investor, serta menjaga tata kelola perusahaan yang baik.
Editor : Wahyu Sikumbang
Artikel Terkait