PARIAMAN,iNewsPadang.id-Di tengah gemerlap Kota Pariaman, Sumatera Barat, masih ada keluarga yang hidup tanpa listrik.
Amirudin, warga Kelurahan Ujuang Batuang, Kecamatan Pariaman Tengah, bersama istri dan dua anaknya sudah sebelas tahun menjalani kehidupan dalam gelap.
Setiap malam, Amirudin menyalakan lampu teplok yang dibuat dari botol bekas untuk menerangi rumah sederhana mereka.
Dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama terpaksa belajar di bawah cahaya redup lampu minyak itu.
“Kalau cuaca cerah, anak-anak belajar di luar rumah, memanfaatkan cahaya dari lampu penerangan jalan,” ujar Amirudin, dengan nada pasrah,saat iNews.id mewawancarai di rumahnya (10/10/2025).
Keterbatasan ekonomi menjadi alasan utama keluarga ini belum bisa menikmati listrik. Amirudin bekerja serabutan, sementara sang istri hanya berpenghasilan sekitar Rp15 ribu per hari dari upah membuat sarang ketupat. “Untuk makan saja kadang pas-pasan,” tambahnya.
Menurut Afrizon, Lurah Ujuang Batuang, pihak kelurahan telah berupaya membantu, namun terhambat oleh kondisi wilayah rumah Amirudin yang berada agak terpencil dari pemukiman warga lain.
“Kendala utamanya tidak ada tiang listrik yang melewati rumah Pak Amirudin, jadi belum bisa disambungkan alirannya,” jelas Afrizon.
Hidup tanpa listrik di tengah kota bukanlah hal mudah. Namun bagi Amirudin dan keluarganya, cahaya kecil dari lampu teplok sudah cukup menjadi penerang harapan di tengah gelapnya malam.
Editor : Agung Sulistyo
Artikel Terkait