Update Dampak Bencana Sumatera di Sumbar, Satu Desa Hilang dan Layanan Terganggu

Wahyu Sikumbang
Salah satu masjid di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, tetap berdiri kokoh meski kawasan sekitarnya terdampak banjir bandang atau galodo yang melanda wilayah tersebut. Foto: Wahyu Sikumbang

AGAM, iNEWSPadang.ID — Bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera turut meninggalkan dampak serius setelah banjir Sumbar dan tanah longsor.

Pemerintah mencatat satu desa di provinsi ini dinyatakan hilang setelah diterjang bencana, disertai lumpuhnya puluhan kantor pemerintahan desa yang mengganggu pelayanan publik di tingkat akar rumput.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan, secara keseluruhan terdapat 22 desa yang hilang akibat bencana di Sumatera.

Dari jumlah tersebut, satu desa berada di Sumatera Barat, sementara sisanya tersebar di Aceh dan Sumatera Utara. Data ini disampaikan Tito dalam konferensi pers pada Senin (29/12/2025).

“Data kami menunjukkan bahwa ada desa yang hilang totalnya ada 22, di Aceh ada 13 hilang, tersapu, di Sumatera Utara ada 8 dan Sumatera Barat ada 1,” ujar Tito.

Selain desa yang hilang, dampak bencana juga terlihat dari terganggunya fungsi pemerintahan desa di Sumatera Barat. Kemendagri mencatat sebanyak 32 kantor desa di provinsi ini tidak lagi berfungsi akibat kerusakan infrastruktur pascabencana.

Kondisi tersebut dinilai berpotensi menghambat pendataan warga terdampak, penyaluran bantuan, hingga pelayanan administrasi dasar masyarakat.

Tito menjelaskan, rusaknya kantor desa menjadi salah satu perhatian utama pemerintah pusat karena desa merupakan ujung tombak pelayanan publik.

“Jadi tugas Kemendagri menghidupkan kembali,” katanya, merujuk pada upaya pemulihan fungsi pemerintahan desa di wilayah terdampak, termasuk Sumatera Barat.

Sebagai bagian dari langkah pemulihan, Kemendagri akan mengirimkan 1.054 praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) mulai 3 Januari 2026.

Meski penugasan utama difokuskan ke wilayah terdampak terparah di Aceh, langkah ini diharapkan menjadi model percepatan pemulihan administrasi pemerintahan desa di seluruh daerah terdampak bencana di Sumatera, termasuk Sumatera Barat.

Pemerintah berharap, dengan pemulihan bertahap infrastruktur dan administrasi desa, pelayanan kepada masyarakat Sumatera Barat dapat kembali berjalan normal dan mendukung proses rehabilitasi serta rekonstruksi pascabencana secara menyeluruh.

Editor : Wahyu Sikumbang

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network