Trauma Banjir Agam: Neng Hartati Berharap Relokasi Hingga Kirim Pesan Khusus ke Presiden
Neng menceritakan kembali momen mencekam pada Kamis sore (27/11/2025) pukul 17.00 WIB, ketika air deras tiba-tiba datang dari belakang permukiman warga. Ia menggambarkan air yang datang sebagai "besar sekali, gemuk."
Dalam hitungan detik, ia dan warga lain harus berlari menyelamatkan diri. Mereka sempat terjatuh dan akhirnya terpaksa berpegangan pada dinding dapur rumah tetangga. Saat hujan kembali turun dan air pasang, Neng bersama sembilan orang lainnya terpaksa memanjat dan berdiam di loteng rumah warga selama tiga jam dalam keadaan gelap gulita tanpa penerangan.
Yang paling menghancurkan hati Neng adalah ketika anak laki-lakinya yang berusia 11 tahun terseret arus bersama empat temannya. Neng terhalang kayu-kayu besar yang dibawa banjir dan tak mampu mengejar.
“Alhamdulillah, kelimanya selamat. Saya baru ketemu anak saya pukul 22.00 WIB di posko,” ucap Neng, matanya menyiratkan rasa syukur bercampur trauma.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta