"Waktu itu, Semen Padang memang unggul agregat gol setelah leg pertama. Namun, Arema FC dengan semangat tinggi dan dukungan suporter mampu bangkit dan menang 5-2 di Kanjuruhan. Kelolosan ke final Piala Presiden 2017 itu adalah murni hasil kerja keras, strategi, dan profesionalisme tim kita," tegas Inal.
Menurutnya, sepak bola seharusnya menjadi wadah untuk membangun persahabatan dan sportivitas, bukan untuk menebar kebencian dan kecurigaan. Ia pun berharap agar sepak bola Indonesia terus menjunjung tinggi martabat.
"Bukan upaya membangun politisasi sepak bola yang sarat tebar kebencian dan kecurigaan. Mohon ini dihindarkan. Percayalah, sepak bola kita sudah bermartabat," imbuhnya.
Menyikapi laga yang akan digelar tanpa penonton akibat sanksi Komdis PSSI, Yusrinal berharap semua pihak dapat menunjukkan sikap profesional dan menjaga kondusivitas.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait