BUKITTINGGI, iNewsPadang.id — Suasana pagi di kawasan wisata Ngarai Sianok, Bukittinggi, Sumatera Barat, terasa berbeda pada Minggu, 6 Juli 2025. Wali Kota Ramlan Nurmatias bersama seluruh jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) turun langsung ke lapangan untuk melaksanakan gotong royong membersihkan area sungai, rumput liar, dan lingkungan sekitar.
Kegiatan ini menjadi bentuk kepedulian nyata Pemerintah Kota Bukittinggi terhadap pelestarian alam serta kebersihan kawasan wisata unggulan kota.
Gotong royong yang digagas Pemko Bukittinggi ini bukan sekadar aksi bersih-bersih. Lebih dari itu, kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkuat solidaritas antarperangkat daerah dan warga, serta menjadi agenda rutin bulanan demi menciptakan kota yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan.
Ngarai Sianok sendiri merupakan kawasan geopark dan salah satu ikon wisata Bukittinggi yang selalu menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara, sehingga penanganannya memerlukan perhatian lebih serius dan berkelanjutan.
Di sela kegiatan, Ramlan bersama sejumlah aparatur sipil negara (ASN) sempat berbincang santai di sebuah kedai kecil dekat aliran sungai. Dalam percakapan tersebut, seorang warga bernama Rudi menyampaikan sejumlah aspirasi terkait pengembangan pariwisata kawasan Ngarai Sianok.
Ia menyarankan agar pemerintah mengecat ulang dinding, pagar, dan trotoar dari simpang atas menuju dasar lembah agar tampilan visual lebih menarik.
Selain itu, ia mengusulkan pembersihan jalur Great Walk menuju Koto Gadang, pelaksanaan tahunan Pedati Nusantara di Lapangan Kantin, dan gagasan besar berupa penyelenggaraan "Festival Ngarai Sianok" untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.
"Apa kemauan dan pemikiran Rudi untuk pariwisata?" tanya Ramlan sambil menyeruput kopi. Warga itu pun menjawab lugas dengan daftar usulan yang disambut baik oleh wali kota.
Ramlan menanggapi dengan terbuka, menyebutkan bahwa Pemko tengah memulai dari hal yang paling dasar, yakni pengerukan sungai sebagai persiapan menjadikan kawasan ini sebagai lokasi wisata arung jeram. Ia juga menjelaskan bahwa sebagian besar usulan Rudi memungkinkan untuk direalisasikan, asalkan dilakukan secara bertahap dan melalui koordinasi lintas pihak.
Petugas Satpol PP dan ASN Pemko Bukittinggi gotiong royong pembersihan sampah di pinggiran aliran sungai Batang Sianok. Foto: @bukittinggigemilang
Untuk pengecatan dan estetika visual, ia menyebut bahwa dana Corporate Social Responsibility (CSR) seperti yang pernah digunakan pada proyek pengecatan Jam Gadang bisa menjadi solusi. Sedangkan kegiatan gotong royong bulanan dapat difokuskan untuk membersihkan jalur Great Walk secara berkelanjutan.
Adapun terkait rencana besar seperti Festival Ngarai Sianok, Ramlan menegaskan perlunya diskusi bersama Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Agam. “Ngarai Sianok bukan milik Pemko Bukittinggi saja, kita harus duduk bersama dengan Bupati dan Gubernur untuk menyusun konsep yang matang,” ujar Wali Kota Ramlan yang disambut angguk setuju oleh Rudi.
Dengan semangat kolaboratif dan keterbukaan terhadap masukan warga, Pemerintah Kota Bukittinggi menunjukkan arah pembangunan pariwisata yang tidak hanya top-down, tetapi juga berbasis aspirasi masyarakat.
Gotong royong di Ngarai Sianok menjadi bukti bahwa kota ini dibangun oleh semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap lingkungan. (*)
Editor : Wahyu Sikumbang
Artikel Terkait