“Di kakinya memang ada luka kecil. Tapi kami tidak menyangka akan secepat ini. Sudah dicoba infus, tapi ia sudah tidak bisa diselamatkan,” kata Hendry, Kepala Dinas Pertanian Bukittinggi.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, Fort de Kock Hill akan dikuburkan di area Puskeswan, tempat ia tumbuh dan mengabdi sepanjang hidupnya.
Para petugas berharap, jika memang nanti akan datang pengganti, semoga bisa menciptakan ikatan dan manfaat seperti yang telah diberikan Fort de Kock Hill.
Fort de Kock Hill, kuda asal Australia yang telah menjadi bagian dari sejarah Bukittinggi sejak dibeli pada 2008. Keberadaannya berdampak pada kualitas genetik kuda pacuan, meningkatkan kelas dan prestasi. Foto: Istimewa
Mantan Wali Kota Djufri yang pertama kali menghadirkan kuda ini ke Bukittinggi mengaku terkejut atas kabar duka ini. “Saya kaget. Tapi kita bangga pernah punya pejantan seperti dia. Dia luar biasa.” (*)
Editor : Wahyu Sikumbang
Artikel Terkait