AGAM, iNEWSPadang.ID — Ratusan warga terdampak bencana hidrometeorologi masih bertahan di pengungsian di Nagari Malalak Timur dan Kabupaten Padang Pariaman. Di tengah keterbatasan kebutuhan dasar, bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Kota Bukittinggi akhirnya tiba dan disalurkan langsung kepada warga terdampak, Rabu, 17 Desember 2025.
Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias memimpin langsung penyerahan bantuan di Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, serta di sejumlah titik terdampak di Kabupaten Padang Pariaman.
Bantuan yang disalurkan berupa satu ton pakaian layak pakai dari para donatur di Jakarta, serta bantuan alat dapur dan selimut yang dihimpun dari BPRS Bukittinggi Golof Jakarta, keluarga Kubang Putiah di perantauan, dan Eropin.
Ramlan menyampaikan, bantuan tersebut difokuskan untuk membantu warga yang hingga kini masih bertahan di lokasi terdampak maupun pengungsian.
Petugas menurunkan bantuan logistik di posko penanganan bencana untuk selanjutnya didistribusikan kepada warga terdampak di wilayah Malalak Timur dan Padang Pariaman. Foto: Istimewa
“Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat terdampak serta membantu memenuhi kebutuhan dasar warga pascabencana. Pemerintah Kota Bukittinggi juga mengapresiasi seluruh pihak dan para donatur yang telah berpartisipasi dalam penggalangan dan penyaluran bantuan kemanusiaan,” ujar Ramlan.
Camat Malalak, Ulya Satar, mengungkapkan bahwa bencana hidrometeorologi yang melanda wilayahnya berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Ia memaparkan, bencana tersebut menyebabkan 17 orang meninggal dunia, tiga korban masih dalam pencarian, sekitar 70 rumah hancur, lebih dari 100 rumah terdampak, serta kerusakan pada lahan pertanian warga. Akses menuju lokasi terdampak baru dapat dilalui kendaraan dalam dua pekan terakhir setelah sebelumnya terputus.
“Kami atas nama masyarakat Malalak mengucapkan terima kasih atas bantuan dari Pemerintah Kota Bukittinggi dan para donatur. Saat ini warga masih sangat membutuhkan bantuan sembako di setiap jorong, serta dukungan pembangunan infrastruktur, terutama perbaikan jembatan agar akses masyarakat kembali terbuka. Untuk rumah warga yang rusak, seluruhnya telah didata dan akan disiapkan hunian sementara,” kata Ulya.
Sementara itu, Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis menyebutkan, hingga saat ini terdapat sekitar 370 orang pengungsi yang sebagian besar hanya menyelamatkan pakaian yang melekat di badan saat bencana terjadi. Kondisi tersebut membuat kebutuhan pakaian, selimut, dan perlengkapan dasar lainnya menjadi sangat mendesak.
“Bantuan dalam bentuk apa pun sangat berarti bagi masyarakat kami. Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman telah menyiapkan lahan untuk hunian sementara, sementara pendataan kerusakan masih terus dilakukan, terutama di Kecamatan Batang Anai, di mana sekitar 35 rumah dilaporkan hanyut ke sungai,” ungkapnya.
Penyaluran bantuan ini diharapkan dapat membantu mempercepat pemulihan warga terdampak, sembari menunggu proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yang akan dilakukan secara bertahap oleh pemerintah daerah.
Editor : Wahyu Sikumbang
Artikel Terkait
