Perbankan syariah turut menunjukkan performa yang kuat, dengan pertumbuhan aset mencapai 25,74%, pembiayaan meningkat 25,41%, dan DPK tumbuh 12,37%. Kualitas pembiayaan juga membaik dengan rasio NPF turun ke 1,49%. Sementara itu, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah menyalurkan lebih dari 70% kredit untuk sektor UMKM.
Tren positif juga terlihat di pasar modal. Hingga Maret 2025, jumlah investor Sumbar tumbuh 12,71% menjadi 200.741, dengan investor saham meningkat signifikan sebesar 21,01%. "Pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya literasi dan kepercayaan masyarakat terhadap instrumen investasi legal yang diawasi oleh OJK," tambah Roni.
Perkembangan pembiayaan sektor UMKM
Di sisi lain, sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 4,58% menjadi Rp5,61 triliun, dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga.
Dalam upaya memperkuat perlindungan konsumen dan meningkatkan literasi keuangan, OJK Sumbar telah melaksanakan 37 kegiatan edukasi hingga Maret 2025. Selain itu, melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), OJK telah menangani 889 layanan, termasuk pengaduan, permintaan informasi, dan pertanyaan seputar pinjaman online serta investasi ilegal.
"Kami terus mendorong masyarakat untuk semakin bijak dan cermat dalam menggunakan layanan keuangan. Perlindungan konsumen adalah bagian penting dari penguatan ekosistem keuangan yang berkelanjutan," tutup Roni Nazra.
Dengan pencapaian ini, OJK optimistis sektor jasa keuangan di Sumatera Barat akan tetap stabil dan berperan sebagai motor penggerak perekonomian daerah pada semester II 2025 dan seterusnya. (*)
Editor : Wahyu Sikumbang
Artikel Terkait