Nur Amira Dideportasi Indonesia dan Malaysia, Anaknya di Payakumbuh Menulis Surat Haru ke Imigrasi

Wahyu Sikumbang
Lembar paspor Nur Amira menjadi saksi perjuangan seorang ibu yang tak diakui dua negara. Bagi Zahira, dokumen ini berarti hidup atau terpisah dari ibunya. Foto: Istimewa

“Saya sangat membutuhkan Ibu saya, karena hanya beliau yang sejak lahir membesarkan saya seorang diri. Kalau Ibu saya dideportasi lagi, saya akan terlantar dan masa depan saya akan hancur,” tulis Zahira dengan nada pilu.

Kasus ini menimbulkan keprihatinan publik. Di satu sisi, aturan imigrasi mengikat. Namun di sisi lain, aspek kemanusiaan dan hak anak patut dipertimbangkan.

Zahira masih sekolah, tidak memiliki ayah yang bertanggung jawab, dan hanya bergantung pada ibunya.

Harapannya kini tertuju pada kebijakan pemerintah dan sistem yang baik agar Nur Amira tetap diizinkan tinggal di Indonesia, tanah yang telah menjadi rumahnya selama tiga dekade.

Editor : Wahyu Sikumbang

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network